surya setiawan
Rabu, 16 Maret 2011
Kemenangan yang ditunggu tunggu
para fans deltras sangat mengharapkan deltras menjadi team yang kuat pada super liga putaran ke dua nanti, rekruetmen pemain baru telah dilakukan oleh management,pelatih pun ikut diganti untuk guna menuai harapan agar tidak terdegradasi mengingat deltras berada di dasar klasemen sementara di isl tahun ini.
apakah pelatih sudah di suruh menjabarkan misi dan visi nya untuk menangani deltras, jawabannya hanya managemen yang tahu,sebaiknya pelatih diharapkan menjabarkan misi dan misinya untuk menangani deltras sehingga program program nya jelas, kalau melihat latihan uang diberikan setiap hari sepertinya pelatih kurang memberikan sentuhan sentuhan yang dapat diharapkan di pertandingan sekelas super liga, tidak pola yang diberikan dan cenderung menjemukan, semoga hal tersebut menjadi prioritas mengingat deltras berada diposisi juru kunci, jadi harus benar benar ditangani secara serius,profesional dan bukan hanya mengandalkan nama besar pemain, dan pelatih.
percuma managemen mendatangkan pemain bagus tapi pelatih tidak bisa meracik menjadi team yang padu, untuk itu bpk.mamak alhadad bisa memberi latihan yang dapat diserap pemain dan bukan menjemukan pemain, sehingga pemain betul-betul bisa mengikuti instruksinya.
kalau dilihat bp.mamak kurang meberikan sentuhan sentuhan bagaimana harus menyerang dan bagaimana harus bertahan, kerja sama team juga kelihatannya masih belum padu, program latih tanding akan dilakukan dengan team untag lalu apa yang dapat diambil dari hasil uji coba tersebut,mengingat team tersebut bukanlah tandingan deltras, jadi untuk mengukur team sebaiknya deltras ber uji coba dengan team sekelas agar dapat di evaluasi hasilnya selama ditangani pelatih mamak alhadad.
harapan kami semoga semua ikut memikirkan bagaimana supaya deltras menjadi team kuat dan lolos dari jurang degradasi, akhirnya saya sampaikan tolong selmatkan deltras .....
dari pecinta deltras.
Chord kILLING ME iNSIDE - bIARLAH
[intro] F C Bb C
F C Bb
Semua yang berlalu
C
tlah menjadi kenangan
F C Bb
dan seakan kulupakan
C
karena ku tak sejalan
F C
Dan tak mungkin
Bb
ku bertahan
C
meski telah ku coba
F C Bb
semuanya tak berguna
C
terbuang sia sia…
[chorus]
F C Dm
Dirimu di hatiku
Am
sudah terlalu lama
F C Dm
Biarlah Ku moncoba
Am
Untuk tinggalkan semua
F C
Dan tak mungkin
Bb
ku bertahan
C
meski telah ku coba
F C Bb
semuanya tak berguna
C
terbuang sia sia
F C Dm
Dirimu di hatiku
Am
sudah terlalu lama
F C Dm
Biarlah Ku moncoba
Am
Untuk tinggalkan semua
F C Dm
Dirimu di hatiku
Am
sudah terlalu lama
F C Dm
Biarlah Ku moncoba
Am
Untuk tinggalkan semua
F C Dm
Dirimu di hatiku
Am
sudah terlalu lama
F C Dm
Biarlah Ku moncoba
Am
Untuk tinggalkan semua
F C Bb
Semua yang berlalu
C
tlah menjadi kenangan
F C Bb
dan seakan kulupakan
C
karena ku tak sejalan
F C
Dan tak mungkin
Bb
ku bertahan
C
meski telah ku coba
F C Bb
semuanya tak berguna
C
terbuang sia sia…
[chorus]
F C Dm
Dirimu di hatiku
Am
sudah terlalu lama
F C Dm
Biarlah Ku moncoba
Am
Untuk tinggalkan semua
F C
Dan tak mungkin
Bb
ku bertahan
C
meski telah ku coba
F C Bb
semuanya tak berguna
C
terbuang sia sia
F C Dm
Dirimu di hatiku
Am
sudah terlalu lama
F C Dm
Biarlah Ku moncoba
Am
Untuk tinggalkan semua
F C Dm
Dirimu di hatiku
Am
sudah terlalu lama
F C Dm
Biarlah Ku moncoba
Am
Untuk tinggalkan semua
F C Dm
Dirimu di hatiku
Am
sudah terlalu lama
F C Dm
Biarlah Ku moncoba
Am
Untuk tinggalkan semua
Chris John Matangkan Latihan di Bali
Juara kelas bulu versi WBA Chis John. Foto: Heru Haryono/Okezone
SEMARANG – Jelang laga melawan Daud Jordan dalam mempertahankan gelar juara dunia kelas bulu (57,1 kg) versi WBA di Jakarta pada 17 April, Chris John akan mematangkan latihan di Bali.
Sejak 9 Februari lalu, Chris John menjalani latihan di Sasana Herry’s Gym di Perth, Australia. Akan tetapi, mulai pekan depan, petinju berjuluk The Dragon tersebut bakal berlatih di Sasana Mirah Boxing Camp Bali pimpinan Zaenal Thayeb yang notabene mantan promotornya. Di Bali, Chris John akan berlatih sampai menjelang pertarungan.
Promotor pertandingan Chris John versus Daud Jordan , Raja Sapta Oktohari memang menginginkan Chris John berlatih di Tanah Air. Selama ini, petinju berjuluk The Dragon tersebut lebih memilih Australia sebagai camp latihannya . Keinginan Okto sangat beralasan. Mengingat, fasilitas latihan yang ada di Indonesia tidak kalah dengan Australia.
Selain itu, dengan berlatih di Indonesia , maka Chris John akan lebih dekat dengan masyarakat yang notabene adalah pendukungnya di setiap pertarungan. ”Satu lagi yang tidak boleh dilupakan, Chris John bisa menjadi juara dunia juga berlatih di Tanah Air,” tegas Raja Sapta Oktohari di Semarang.
Okto mengungkapkan, meskipun Craig Christian (pelatih Chris John) berasal dari Australia , namun dia sering tinggal di Bali. “Craig juga sebenarnya lebih memilih menggelar latihan di Indonesia daripada di Australia,” lanjut Okto.
Lebih lanjut Okto menyatakan, pertarungan bertajuk ’’The Moment of Truth” itu akan menjadi pertandingan tinju terbesar yang pernah ada di Indonesia. Sebab, selain akan disaksikan mantan juara dunia tinju kelas berat Mike Tyson, pertarungan ini juga akan dikemas penuh hiburan.
Salah satunya adalah dengan menggelar tinju selebritis, yakni mempertemukan Raffi Ahmad dan Mario Lawalata. Satu partai lagi adalah ”pertarungan” antara Samuel Rizal dengan Fatir Rahman. Sebelum naik ring, artis-artis ini akan menjalani latihan terlebih dahulu.
Nasip SEPAK bOLA indonesia
Berharap kebanggaan dari sepakbola di tingkat Asia Tenggara saja, nampaknya kita sudah begitu berat. Lihat saja, perjuangan tim sepakbola Indonesia di SEA Games XXV 2009 Laos bahkan tak mampu menghasilkan satu kemenangan pun dari tiga pertandingan di grup B.
Pada laga terakhir di Stadion Utama, National Sport Complex, Vientiane, Laos, Kamis (10/12), Toni Sucipto dkk ditaklukkan Myanmar 1-3. Tim U-23 ini terpuruk ke dasar klasemen di bawah Laos sebagai juara grup, Singapura runner up dan Myanmar. Sepanjang penyisihan Tim Indonesia Cuma mengoleksi satu poin dari hasil 2-2 melawan Singapura.
“Bagaimana ini, kita sudah mendominasi sepanjang pertandingan, tetapi tetap saja kalah. Kita terus menyerang, tetapi lawan yang hanya sekali-kali melakukan serangan balik, ternyata lebih efektif. Harus bagaimana lagi kami ini,” ucap Ketua Umum PSSI Nurdin Halid yang tampak begitu terpukul. Kegagalan sepakbola meraih medali di SEA Games XXV 2009 Laos jelas sangat mengecewakan.
NURDIN GUNDAH
Kegundahan Nurdin masuk akal. Sebab ini adalah kegagalan sepakbola Indonesia ke semifinal untuk ketiga kalinya di ajang SEA Games.”Kami segera melakukan evaluasi. Untuk itu kami akan mencari masukan dari segenap tokoh dan masyarakat sepakbola untuk mencari solusi membangun timnas yang berkualitas dan berprestasi di masa mendatang,” lanjutnya.
Tim Indonesia sebenarnya bermain apik di awal laga. Beberapa serangan bergelombang langsung melahirkan beberapa peluang emas. Sayang tak satu pun peluang itu menjadi gol.Sebaliknya, Myanmar cukup sekali melakukan serangan balik dan menghasilkan tendangan penalti pada menit ke-5. Penalti itu sempat diprotes pemain Indonesia yang menilai pemain Myanmar hanya melakukan diving sebelum terjatuh, namun wasit Kim Jong Hyeok (Korsel) tetap pada keputusannya.
Gol penalt dari Tun Tun Win menghancurkan moral pemain Indonesia. Beberapa peluang yang dibuat selalu gagal, justru gol kedua Myanmar terjadi lagi di awal babak kedua. Wasit yang dinilai kurang jeli juga mempengaruhi lemahnya tim Indonesia. Alhasil, skor 3-1 memaksa Tim sepakbola Indonesia pulang tertunduk layu.
“Saya atas nama tim meminta maaf kepada masyarakat Indonesia karena kami gagal membawa pulang medali. Ternyata Myanmar malah tampil lebih baik dari Singapura,” kata Manajer Tim Indonesia Andi Darussalam Tabusalla.
Pada laga terakhir di Stadion Utama, National Sport Complex, Vientiane, Laos, Kamis (10/12), Toni Sucipto dkk ditaklukkan Myanmar 1-3. Tim U-23 ini terpuruk ke dasar klasemen di bawah Laos sebagai juara grup, Singapura runner up dan Myanmar. Sepanjang penyisihan Tim Indonesia Cuma mengoleksi satu poin dari hasil 2-2 melawan Singapura.
“Bagaimana ini, kita sudah mendominasi sepanjang pertandingan, tetapi tetap saja kalah. Kita terus menyerang, tetapi lawan yang hanya sekali-kali melakukan serangan balik, ternyata lebih efektif. Harus bagaimana lagi kami ini,” ucap Ketua Umum PSSI Nurdin Halid yang tampak begitu terpukul. Kegagalan sepakbola meraih medali di SEA Games XXV 2009 Laos jelas sangat mengecewakan.
NURDIN GUNDAH
Kegundahan Nurdin masuk akal. Sebab ini adalah kegagalan sepakbola Indonesia ke semifinal untuk ketiga kalinya di ajang SEA Games.”Kami segera melakukan evaluasi. Untuk itu kami akan mencari masukan dari segenap tokoh dan masyarakat sepakbola untuk mencari solusi membangun timnas yang berkualitas dan berprestasi di masa mendatang,” lanjutnya.
Tim Indonesia sebenarnya bermain apik di awal laga. Beberapa serangan bergelombang langsung melahirkan beberapa peluang emas. Sayang tak satu pun peluang itu menjadi gol.Sebaliknya, Myanmar cukup sekali melakukan serangan balik dan menghasilkan tendangan penalti pada menit ke-5. Penalti itu sempat diprotes pemain Indonesia yang menilai pemain Myanmar hanya melakukan diving sebelum terjatuh, namun wasit Kim Jong Hyeok (Korsel) tetap pada keputusannya.
Gol penalt dari Tun Tun Win menghancurkan moral pemain Indonesia. Beberapa peluang yang dibuat selalu gagal, justru gol kedua Myanmar terjadi lagi di awal babak kedua. Wasit yang dinilai kurang jeli juga mempengaruhi lemahnya tim Indonesia. Alhasil, skor 3-1 memaksa Tim sepakbola Indonesia pulang tertunduk layu.
“Saya atas nama tim meminta maaf kepada masyarakat Indonesia karena kami gagal membawa pulang medali. Ternyata Myanmar malah tampil lebih baik dari Singapura,” kata Manajer Tim Indonesia Andi Darussalam Tabusalla.
cARA bELAJAR bULU tANGKIS
Apabila bercita-cita ingin menjadi pemain bulutangkis elite atau berprestasi, maka harus menguasai bermacam-macam dasar bermain bulutangakis dengan benar. Oleh karena itu, hanya dengan modal berlatih tekun, disiplin, terarah dibawah bimbingan pelatih yang berkualifikasi baik, dapat menguasai berbagai teknik dasar bermain bulutangkis secara benar pula
Namun, agar bisa bermain bulutangkis, seorang pemain harus bisa memukul kok, baik dari atas maupun dari bawah. Jenis-jenis pukulan yang harus dikuasai adalah servis, lob, dropshot, smes, netting, underhand, dan drive. Kesemua jenis pukulan tersebut harus dilakukan dengan menggunakan grip dan footwork yang benar. Buku ini mengajarkan dasar-dasar petunjuk praktis jenis pukulan di atas.
1. Pegangan Raket (Grip)
Bulutangkis dikenal sebagai olahraga yang banyak menggunakan pergelangan tangan. Karena itu, benar tidaknya cara memegang raket akan sangat menentukan kualitas pukulan seseorang.
Salah satu teknik dasar bulutangkis yang sangat penting dikuasai secara benar oleh setiap calon pebulutangkis adalah pegangan raket. Menguasai cara dan teknik pegangan raket yang betul, merupakan modal penting untuk dapat bermain bulutangkis dengan baik pula. Oleh karena itu, apabila teknik pegangan raket salah dari sejak awal, sulit sekali meningkatkan kualitas permainan. Pegangan raket yang benar adalah dasar untuk mengembangkan dan meningkatkan semua jenis pukulan dalam permainan bulutangkis.
Cara pegangan raket yang benar adalah raket harus dipegang dengan menggunakan jari-jari tangan (ruas jari tangan) dengan luwes, rileks, namun harus tetap bertenaga pada saat memukul kok. Hindari memegang raket dengan cara menggunakan telapak tangan (seperti memegang golok).
Jenis Pegangan Raket
Pada dasarnya, dikenal beberapa cara pegangan raket. Namun, hanya dua bentuk pegangan yang sering digunakan dalam praktek, yaitu cara memegang raket forehand dan backhand. Semua jenis pukulan dalam bulutangkis dilakukan dengan kedua jenis pegangan ini.
Dua macam cara memegang raket di atas, pada kenyataannya digunakan secara bergantian sesuai situasi dan kondisi permainan. Untuk tahap awal para pemula biasanya diajarkan cara memegang forehand terlebih dahulu, kemudian baru backhand.
Pada akhirnya untuk pemain yang sudah terampil akan terlihat pegangan raketnya hanya satu grip. Ini terjadi karena pergeseran pegangan tangan dari forehand ke backhand dan sebaliknya hanya sedikit dan terjadi secara otomatis.
Pegangan raket yang benar, dan memanfaatkan tenaga pergelangan tangan pada saat memukul kok, dapat meningkatkan mutu pukulan dan mempercepat laju jalannya kok. ini berarti, telah menggunakan tenaga secara lebih efisien namun efektif. ltulah sebabnya, sejak dini peserta latih harus membiasakan memukul kok dengan menggunakan tenaga pergelangan tangan (tenaga pecut).
Cara Memegang Raket Forehand
1. Pegang raket dengan tangan kiri, kepala raket menyamping. Pegang raket dengan cara seperti "jabat tangan". Bentuk "V" tangan diletakkan pada bagian gagang raket.
2. Tiga jari, yaitu jari tengan, manis dan kelingking menggenggam raket, sedangkan jari telunjuk agak terpisah.
3. Letakkan ibu jari diantara tiga jari dan telunjuk.
Cara Memegang Raket Backhand
Untuk backhand griop, geser "V" tangan ke arah dalam. Letaknya di samping dalam. bantalan jempol berada pada pegangan raket yang lebar.
Cara Latihan
Sebelum praktek melakukan latihan pukulan, perlu dilakukan latihan untuk adaptasi menggerak-gerakkan pergelangan tangan dengan tetap memegang raket dengan benar.
1. Peserta latih dibiasakan selalu memegang raket dengan jari-jari tangan, luwes, dan tetap rileks, tetapi tetap mempunyai tenaga.
2. Lakukan gerakan raket ke axah kanan dan kiri, dengan menggunakan tenaga pergelangan tangan. Begitu juga gerakan ke depan dan ke belakang, sehingga terasa betul terjadinya tekukan pada pergelangan tangan.
3. Gerakkan pergelangan tangan ke atas dan ke bawah.
4. Memukul bola (kok) ke tembok.
5. Bouncing ball.
Kesalahan Yang Terjadi
a. Memegang raket dengan menggenggam, jari-jari rapat dan sejajar.
b. Posisi "V" tangan berada pada bagian grip raket yang lebar.
2. Footwork
Footwork merupakan dasar untuk bisa menghasilkan pukulan berkualitas, yaitu apabila dilakukan dalam posisi baik. Untuk bisa memukul dengan posisi balk, seorang atlet harus memiliki kecepatan gerak. Kecepatan gerak kaki tidak bisa dicapai kalau footwork-nya tidak teratur.
3. Sikap dan Posisi
Sikap dan Posisi Berdiri di Lapangan
Sikap dan posisi berdiri di lapangan harus sedemikian rupa, sehingga dengan sikap yang baik dan sempurna itu, dapat secara cepat bergerak ke segala penjuru lapangan permainan.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan:
1. Harus berdiri sedemikian rupa, sehingga berat badan tetap berada pada kedua kaki dan tetap menjaga keseimbangan tubuh.
2. Tekuk kedua lutut, berdiri pada ujung kaki, sehingga posisi pinggang tetap tegak dan rileks. Kedua kaki terbuka selebar bahu dengan posisi kaki sejajar atau salah satu kaki diletakkan di depan kaki lainnya.
3. Kedua lengan dengan siku bengkok pada posisi di samping badan, sehingga lengan bagian atas yang memegang raket tetap bebas bergerak.
4. Raket harus dipegang sedemikian rupa, sehingga kepala (daunnya) raket berada lebih tinggi dari kepala.
5. Senantiasa waspada dan perhatikan jalannya kok selama permainan berlangsung.
Sikap dan Tahap Kerja Langkah Kaki
Sikap dan langkah kaki yang benar dalam permainan bulutangkis, sangat penting dikuasai secara benar oleh setiap pemain. Ini sebagai syarat untuk meningkatkan kualitas ketrampilan memukul kok.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan:
1. Senantiasa berdiri dengan sikap dan posisi yang tepat di atas Iapangan.
2. Lakukan gerak Iangkah ke depan, ke belakang, ke samping kanan dan kiri pada saat memukul kok, sambil tetap memperhatikan keseimbangan tubuh.
3. Gerak Iangkah sambil meluncur cepat, sangat efektif sebagai upaya untuk memukul kok.
4. Hindari berdiri dengan telapak kaki di lantai (bertapak) pada saat menunggu datangnya kok, atau pada saat bergerak untuk memukul kok.
4. Hitting Position
Posisi memukul bola atau kerap disebut preparation. Waktu sekian detik yang ada pada masa persiapan ini juga dipakai untuk menentukan pukulan apa yang akan dilakukan. Karena itu posisi persiapan ini sangat penting dilakukan dengan balk dalam upaya menghasilkan pukulan berkualitas.
Hal yang perlu diperhatikan:
a. Overhead (atas) untuk right handed
- Posisi badan menyamping dengan arah net. Posisi kaki kanan berada di belakang kaki kid. Pada saat memukul bola harus terjadi perpindahan beban berat badan dari kaki kanan ke kaki kiri.
- Posisi badan harus selalu berada di belakang bola yang akan dipukul.
b.Untuk pukulan underhand(bawah)/net
- Posisi memukul adalah kaki kanan selalu berada di depan dan kaki kid di belakang.
- Lutut kaki kanan dibengkokkan, sehingga paha bagian bawah agak turun. Kerendahannya sesuai dengan ketinggian bola yang akan dipukul. Sedangkan saat bola dipukul posisi kaki kid harus tetap berada di belakang dan hanya bergeser ke depan sedikit.
c. Untuk footwork maju-mundur
Cara Latihan
1. Dari tengah ke depan; sebagai langkah dasar hanya dua langkah dimulai dengan kaki kiri kemudian kanan.
2. Dari tengah ke belakang.
3. Dari depan ke belakang dan sebaliknya.
Kesalahan yang Terjadi
1. Pada ready position, tumpuan kaki tidak berada di bagian depan atas kaki. Akibatnya reaksi menjadi lambat.
2. Posisi lutut lurus, tidak bengkok.
3. Pada posisi memukul kaki dan badan sejajar dengan net. Akibatnya pukulan tidak kuat.
4. Pada posisi underhand, kaki kiri berada di depan, keseimbangan kaki tidak ada dan sulit mengarahakan bola dengan tepat.
5. Lutut/paha tidak turun, jangkauan kurang, lambat kembali ke bagian tengah lapangan.
5. Service (Service)
Dalam aturan permainan bulutangkis, servis merupakan modal awal untuk bisa memenangkan pertandingan. Dengan kata lain, seorang pemain tidak bisa mendapatkan angka apabila tidak bisa melakukan servis dengan baik.
Namun, banyak pelatih, juga pemain tidak memberikan perhatian khusus untuk melatih dan menguasai teknik dasar ini. Oleh karena itu, sikap tersebut merupakan kekeliruan besar. Kita mengetahui bahwa angka/poin dalam permainan bulutangkis tidak akan tercipta, apabila pemain tidak mahir melakukan servis dengan benar.
Dalam permainan bulutangkis, ada tiga jenis servis, yaitu servis pendek, servis tinggi, dan flick atau servis setengah tinggi. Namun, biasanya servis digabungkan ke dalam jenis atau bentuk yaitu servis forehand dan backhand. Masing-masing jenis ini bervariasi pelaksanaanya sesuai dengan situasi permainan di lapangan.
Servis Forehand
a. Servis Forehand Pendek
- Tujuan servis pendek ini untuk memaksa lawan agar tidak bisa melakukan serangan. Selain itu lawan dipaksa berada dalam posisi bertahan.
- Variasi arah dan sasaran servis pendek ini dapat dilatih secara serius dan sistematis.
- Kok harus dipukul dengan ayunan raket yang relatif pendek.
- Pada saat perkenaan dengan kepala (daun) raket dan kok, siku dalam keadaan bengkok, untuk menghindari penggunaan tenaga pergelangan tangan, dan perhatikan peralihan titik berat badan Anda.
- Cara latihannya adalah menggunakan sejumlah kok dan dilakukan secara berulang-ulang.
b. Servis Forehand Tinggi
- Jenis servis ini terutama digunakan dalam permainan tunggal.
- Kok harus dipukul dengan menggunakan tenaga penuh agar kok melayang tinggi dan jatuh tegak lurus di bagian belakang garis lapangan lawan.
- Saat memukul kok, kedua kaki terbuka selebar pinggul dan kedua telapak kaki senantiasa kontak dengan lantai.
- Perhatikan gerakan ayunan raket. Ke belakang, ke depan dan setelah melakukan pukulan, harus dilakukan dengan sempurna serta diikuti gerak peralihan titik berat badan dari kaki belakang kekaki depan yang harus be langsung kontinu dan harmonis.
- Biasakan selalu berkonsentrasi sebelum memukul kok.
- Hanya dengan berlatih tekun dan berulang-ulang tanpa mengenal lelah, dapat mengusai teknik servis forehand tinggi dengan sebalik-baiknya.
Servis Backhand
Jenis servis ini pada umumnya, arah dan jatuhnya kok sedekat mungkin dengan garis serang pemain lawan. Dan kok sedapat mungkin melayang retatif dekat di atas jaring (net).
Oleh karena itu, jenis servis ini kerap digunakan oleh pemain ganda.
1. Sikap berdiri adalah kaki kanan di depan kaki kiri, dengan ujung kaki kanan mengarah ke sasaran yang diinginkan. Kedua kaki terbuka selebar pinggul, lutut dibengkokkan, sehingga dengan sikap seperti ini, titik berat badan berada di antara kedua kaki. Jangan lupa, sikap badan tetap rileks dan penuh konsentrasi.
2. Ayunan raket relatif pendek, sehingga kok hanya didorong dengan bantuan peralihan berat badan dari belakang ke kaki depan, dengan irama gerak kontinu dan harmonis. Hindari menggunakan tenaga pergelangan tangan yang berlebihan, karena akan mempengaruhi arah dan akurasi pukulan.
3. Sebelum melakukan servis, perhatikan posisi dan sikap berdiri lawan, sehingga dapat mengarahkan kok ke sasaran yang tepat dan sesuai perkiraan.
4. Biasakan berlatih dengan jumlah kok yang banyak dan berulang-ulang tanpa mengenal rasa bosan, sampai dapat menguasai gerakan dan ketrampilan servis ini dengan utuh dan baik/sempurna.
Selain itu, perlu diperhatikan adanya peraturan servis. Berikut aturan bagaimana melakukan servis yang salah dan benar.
Servis yang Salah :
1. Pada saat memukul bola, kepala (daun) raket lebih tinggi atau sejajar dengan grip raket.
2. Titik perkenaan kok, kepala (daun) raket lebih tinggi dari pinggang.
3. Posisi kaki menginjak garis tengah atau depan.
4. Kaki kiri melakukan langkah.
5. Kaki kanan melangkah sebelum kok dipukul.
6. Rangkaian mengayun raket dan memukul kok tidak boleh terputus.
7. Penerima servis bergerak sebelum kok servis dipukul.
Servis yang Benar :
1. Pada saat memukul, tigngi kepala (daun) raket harus berada dibawah pegangan raket.
2. Perkanaan kok harus berada di bawah pinggang.
3. Kaki kiri statis.
4. Kaki hanya bergeser, tetapi tidak lepas dari tanah.
5. Rangkaian mengayun raket, harus dalam satu rangkaian.
6. Penerima servis bergerak sesaat setelah servis dipukul.
6. Pengembalian Service
Teknik pengembalian servis, sangat penting dikuasai dengan benar oleh setiap pemain bulutangkis. Arahkan kok ke daerah sisi kanan dan kiri lapangan lawan atau ke sudut depan atau belakang lapangan lawan. Prinsipnya, dengan penempatan kok yang tepat, lawan akan bergerak untuk memukul kok itu, sehingga is terpaksa meninggalkan posisi strategisnya di titik tengah lapangannya.
1. Dalam permainan tunggal, sebaiknya servis lob lawan dikembalikan dengan teknik pukulan keras dan tinggi ke salah satu sudut bagian belakang lapangan lawan, atau dengan teknik "pukulan pendek" (drop pendek) ke sudut depan lapangan lawan.
2. Hindari melakukan "smes keras", tatkala berdiri pada posisi di bagian belakang lapangan sendiri. Oleh karena, posisi pada saat itu kurang menguntungkan, apabila smes dapat dikembalikan dengan penempatan yang akurat atau terarah oleh pemain lawan.
3. Dalam permainan ganda, seharusnya kok dipukul terarah cepat, dan arah pukulan senantiasa menukik jatuh ke lapangan lawan atau ke bagian tubuh lawan.
7. Underhand (Pukulan dari Bawah)
Jenis pukulan ini dominant digunakan dalam permainan bulutangkis. Seperti halnya teknik dasar "pukulan dari atas kepala", untuk menguasai teknik dasar ini, pertama-tama, harus trampil berlari sambil melakukan langkah lebar, dengan kaki kanan berada di depan kaki kiri untuk menjangkau jatuhnya kok.
Sikap menjangkau ini, hendaknya siku dalam keadaan bengkok dan pertahankan sikap tubuh tetap tegak, sehingga lutut kanan dalam keadaan tertekuk.
Pada saat memukul kok, gunakan tenaga kekuatan siku dan pergelangan tangan, hingga gerakan lanjut dari pukulan ini berakhir di atas bahu kiri. Perhatikan, agar telapak kaki kanan tetap kontak dengan lantai sambil menjangkau kok. Jangan sampai gerak langkah terhambat karena kaki kiri tertahan gerakannya.
Fungsi pukulan dasar ini antara lain:
- Untuk mengembalikan pukulan pendek atau permainan net lawan.
- Sebagai cara bertahan akibat pukulan serang lawan. Dalam situasi tertekan dalam permainan, harus melakukan pukulan penyelamatan dengan cara mengangkat kok tinggi ke daerah belakang lapangan lawan.
- Pukulan dasar ini dapat dilakukan dengan teknik pukulan forehand dan backhand.
Cara berlatih yang efektif untuk menguasai teknik dasar ini, adalah menciptakan suasana berlatih bersama tim dengan memukul kok yang diarahkan relatif jauh dari jangkauan. Berlatihlah dengan tekun dan selalu mengevaluasi sendiri kesalahan yang dilakukan, agar tidak diulangi lagi.
Ada dua jenis pukulan underhand:
1. Clear Underhand, pukulan atau dorongan yang diarah kan tinggi ke belakang.
2. Flick Underhand, pukulan atau dorongan mendatar ke arah belakang.
Hal yang Perlu Diperhatikan
1. Pegangan raket forehand untuk underhand forehand, dan pegangan backhand untuk underhand backhand.
2. Pergelangan tangan agak bengkok ke belakang, siku juga agak bengkok.
3. Sambil melangkahkan kaki kanan ke depan, ayunkan raket ke belakang lalu pukul bola dan pada saat perkenaan bola, posisi tangan lurus.
4. Bola dipukul kira-kira dekat kaki kanan bagian luar.
5. Posisi akhir raket sesuai arah bola.
Cara Latihan
Untuk tahap pemula, umpan dengan lemparkan banyak bola. Untuk koordinasi pukul bola sambil melangkah kaki kanan.
8. Overhead Clear/Lob
Pusatkan perhatian lebih untuk menguasai pukulan overhead lob ini, karena teknik pukulan lob ini banyak kesamaannya dengan teknik smes dan dropshort. Pukulan overhead lob adalah bola yang dipukul dari atas kepala, posisinya biasanya dari belakang lapangan dan diarahkan keatas pada bagian belakang lapangan.
Ada dua jenis overhead lob :
1. Deep lob/Clear, bolanya tinggi ke belakang.
2. Attacking lob/Clear, bolanya tidak terlalu tinggi.
Hal yang Perlu Diperhatikan
1. Pergunakan pegangan forehand, pegang raket dan posisinya di samping bahu.
2. Posisi badan menyamping (vertikal) dengan arah net. Posisi kaki kanan berada di belakang kaki kiri dan pada saat memukul bola, harus terjadi perpindahan beban badan dari kaki kanan ke kaki kiri.
3. Posisi badan harus diupayakan selalu bera di belakang bola.
4. Bola dipukul seperti gerakan melempar.
5. Pada saat perkenaan bola, tangan harus lurus. Posisi akhir raket mengikuti arah bola, Ialu dilepas, sedang raket jatuh di depan badan.
6. Lecutkan pergelangan (raket) saat kena bola.
Cara Latihan
1. Untuk para pemula yang baru belajar, sebaiknya pertama-tama latihan dengan cara mengumpan mereka dengan lemparan bola. Tujuannya supaya timing memukul bisa diperoleh. Untuk mempermudah, bisa digunakan hitungan (1. Posisi siap; 2. Ayunkan; 3. Pukul).
2. Untuk alat bantu guna membiasakan gerakan dan memperoleh timing memukul yang pas, gunakan gantungan kok yang bisa diatur ketinggiannya.
Hal yang Perlu Diperhatikan
1. Posisi preparation sama dengan overhead biasa.
2. Karena, biasanya bola berada jauh di belakang kepala kita, untuk menjangkaunya, pertama badan diputar yaitu dengan melangkahkan kaki kanan ke belakang, lalu lompatkan kaki kanan sambil badan dan raket diputar untuk menjangkau kok yang berada di belakang kepala, sehingga terjadi perpindahan berat badan.
3. Setelah memukul, kaki kiri mendarat lebih dulu, di bagian depan kaki (agak berjingkat), badan harus condong ke depan.
9. Round The Head Clear/Lob/Drop/Smash
Adalah bola overhead (di atas) yang dipukul di bagian belakang kepala (samping telinga sebelah kih). Dibanding dengan overhead yang biasa, pukulan di belakang kepala ini relatif lebih sulit. Karena untuk bisa melakukan pukulan (teknik) ini diperlukan ekstra kekuatan kaki, kelenturan, footwork yang balk, dan koordinasi. Biasanya pukulan ini dilakukan secara terpaksa karena untuk melakukannya harus dengan pukulan backhand.
10. Smash
Yaitu pukulan overhead (atas) yang diarahkan ke bawah dan dilakukan dengan tenaga penuh. Pukulan ini identik sebagai pukulan menyerang. Karena itu tujuan utamanya untuk mematikan lawan. Pukulan smes adalah bentuk pukulan keras yang sering digunakan dalam permainan bulutangkis. Karakteristik pukulan ini adalah; keras, laju jalannya kok cepat menuju Iantai Iapangan, sehingga pukulan ini membutuhkan aspek kekuatan otot tungkai, bahu, lengan, dan fleksibilitas pergelangan tangan serta koordinasi gerak tubuh yang harmonis.
Dalam praktek permainan, pukulan smes dapat dilakukan dalam sikap diam/berdiri atau sambil loncat (King Smash).Oleh karena itu pukulan smes dapat berbentuk:
- Pukulan smes penuh - Pukulan smes potong - Pukulan sines backhand - Pukulan smes melingkar atas kepala
Teknik pukulan smes tersebut secara bertahap setiap pemain harus menguasainya dengan sempurna. Manfaatnya sangat besar untuk meningkatkan kualitas permainan.
Hal yang Perlu Diperhatikan
1. Biasakan bergerak cepat untuk mengambil posisi pukul yang tepat.
2. Perhatikan pegangan raket.
3. Sikap badan harus tetap lentur, kedua lutut dibengkokkan dan tetap berkonsentrasi pada kok.
4. Perkenaan raket dan kok di atas kepala dengan cara meluruskan lengan untuk menjangkau kok itu setinggi mungkin dan pergunakan tenaga pergelangan tangan pada saat memukul kok.
5. Akhiri rangkaian gerakan pukul itu dengan gerak Ian-jut ayunan raket yang sempurna ke depan badan.
11. Dropshot (Pukulan Potong)
Adalah pukulan yang dilakukan seperti smes. Perbedaannya pada posisi raket saat perkenaan dengan kok. Bola dipukul dengan dorongan dan sentuhan yang halus. Dropshot (pukulan potong) yang balk adalah apabila jatuhnya bola dekat dengan net dan tidak melewati garis ganda.
Karakteristik pukulan potong ini adalah, kok sentiasa jatuh dekat jaring di daerah lapangan lawan. Oleh karena itu harus mampu melakukan pukulan yang sempurna dengan berbagai sikap dan posisi badan dari sudut-sudut lapangan permainan. Faktor pegangan raket, gerak kaki yang cepat, posisi badan dan proses perpindahan berat badan yang harmonis pada saat memukul merupakan faktor penentu keberhasilan pukulan ini.
Sikap persiapan awal dan gerak memukul tidak berbeda dengan pukulan smes. Dalam pelaksanaan pukulan potong ini, adalah menempatkan kok pada sudut-sudut lapangan lawan sedekat mungkin jaring/net, dengan variasi gerak tipu badan dan raket sebelum perkenaan raket dan kok, yang menyebabkan lawan terlambat mengatisipasi dan bereaksi atas datangnya kok secara mendadak.
Hal yang Perlu Diperhatikan
1. Pergunakan pegangan forehand. Pegang raket dan posisinya di samping bahu.
2. Posisi badan menyamping (vertikal) dengan arah net, posisi kaki kanan berada dibelakang kaki kiri. Pada saat memukul bola, harus terjadi perpindahan beban badan dari kaki kanan ke kaki kiri.
3. Posisi badan harus selalu diupayakan berada di belakang bola.
4. Pada saat perkenaan bola, tangan harus lurus, menjangkau bola dan dorong dengan sentuhan halus.
5. Untuk arah forehand lawan, pukul bagian Iengkungan bola sebelah kanan dan lengkung kiri bola untuk tujuan backhand.
6. Posisi akhir raket mengikuti arah bola.Biasakan bergerak cepat mengambil posisi pukul yang tepat di belakang kok.
7. Perhatikan gerak langkah dan keseimbangan badan pada saat dan setelah memukul kok.
8. Kok harus dipukul dengan sikap lengan lurus dan hanya menggunakan tenaga kecil.
9. Pukulan potong ini mengandung aspek kehalusan gerak dan gerak tipu.
12. Netting
Adalah pukulan yang dilakukan dekat net, diarahkan sedekat mungkin ke net, dipukul dengan sentuhan tenaga halus sekali. Pukulan netting yang baik yaitu apabila bolanya dipukul halus dan melintir tipis dekat sekali dengan net.
Karakteristik teknik dasar ini adalah kok senantiasa jatuh bergulir sedekat mungkin dengan jaring/net di daerah lapangan lawan. Koordinasi gerak kaki, lengan, keseimbangan tubuh, posisi raket dan kok saat perkenaan, serta daya konsentrasi adalah faktor-faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan pukulan ini.
Pegang raket dengan jari-jari tangan (ruas jari tangan), pergelangan tangan tetap rileks, posisi kepala (daun) raket sejajar dengan Iantai pada saat perkenaan raket dan kok yang harus diperhatikan selama proses pukulan jaring berlangsung. Di samping itu sikap dan posisi kaki tumpu harus tetap kokoh menapak di Iantai, dengan lutut kanan dibengkokkan, sehingga tidak terjadi gerakan tambahan yang dapat mempengaruhi keseimbangan tubuh.
Hal yang Perlu Diperhatikan
1. Pegangan raket forehand untuk forehand net dan backhand untuk backhand samping net.
2. Siku agak bengkok dan pergelangan ditekuk sedikit ke belakang.
3. Pada saat memukul, kaki kanan berada di depan dan bola dipukul pada posisi setinggi mungkin.
4. Sesaat sebelum perkenaan bola, buat tarikan kecil dan pergelangan tangan. Pukul bola pada bagian lengkung kanan dan kiri sampai pada bagian bawah bola. Akhir kepala raket menghadap atau sejajar dengan langit-langit.
Cara Latihan
1. Berdiri kira-kira dua langkah dari jaring sambil memegang raket.
2. Penyaji melemparkan kok berturut-turut ke daerah jaring dan Anda berusaha memukul kok itu.
3. Lakukan latihan ini di sisi kanan dan kiri secara bergantian.
4. Tingkatkan faktor intensitas dan kesulitan latihan dengan cara sambil bergerak.
5. Arah dan sasaran pukulan dapat berbentuk lurus, silang atau dengan cara mendorong kok itu ke berbagai arah.
13. Return Smash
Adalah pukulan yang lebih identik dengan pola pertahanan. Namun demikian pengembalian smash yang baik bisa menjadi serangan balik.
Jenis-jenis pengembalian smash:
1. Pengembalian pendek, yaitu pengembalian dimana bolanya jatuh dekat net. Banyak terjadi pada permainan tunggal. Tujuannya untuk memaksa lawan berlari jauh.
2. Pengembalian drive (mendatar),lebih banyak dilakukan pada permainan ganda. Tujuannya untuk tidak memberi kesempatan lawan melakukan serangan.
3. Pengembalian panjang, yaitu pengembalian bola ke arah belakang lagi. Pukulan ini blasanya hanya bisa dilakukan oleh pemain yang sudah trampil dan mempunyai pergelangan tangan kuat.
Hal yang Perlu Diperhatikan
1. Posisi siap (stand), lihat keterangan dibagian footwork.
2. Untuk pengembalian dari forehand, apabila dekat biosa dilakukan dengan satu langkah kaki kanan, tatapi apabila jauh, mungkin perlu dilakukan dulu langkah kecil dari kaki kiri.
3. Untuk pengembalian backhand, apabila dekat bisa dilakukan dulu langkah kecil dari kaki kiri. Tetapi , aapbila jauh mungkin perlu dilakukan dulu langkah kecil dari kaki kanan.
14. Backhand Overhead
Pukulan ini bisa dlkategorikan paling sulit, terutama bagi pemain pemula. Karena secara biomekanik teknik pukulan ini selain menuntut koordinasi anggota badan yang sempurna, juga penguasaan grip dan timing yang tepat.
Tanpa ketiga hal tersebut, tenaga besar sekalipun tidak bisa menghasilkan kualitas pukulan yang baik.
Hal yang Perlu Diperhatikan
1. Lakukan posisi slap dengan posisi raket di tangan.
2. Putar badan, dengan melangkahkan kaki kanan ke belakang kiri. Lutut dan siku kanan agak bengkok.
3. Rangkaian memukul mulai dari mengayunkan raket (siku ke dekat ketiak) dorong dengan pinggang dan siku menjadi lurus. Gerakan diakhiri dengan lecutan pergelangan tangan.
4. Cara kedua, rangkaian pukulan di atas (No.3) bisa dilakukan sambil melangkahkan kaki kanan, lalu ayun raket. Kaki kanan sudah mendarat pada saat bola dipukul.
Cara Latihan
Latih dahulu gerakan tanpa bola . Untuk mempermudah bisa digunakan alat bantu, yaitu gantuingan kok setinggi timing seorang atlit
15. Drive
Adalah pukulan cepat dan mendatar banyak digunakan dalam permaianan ganda. Tujuannya untuk menghindari lawan menyerang atau sebaliknya memaksa lawan mengangkat bola dan berada pada posisi bertahan. Pukulan ini menuntut ketrampilan grip, reflek yang sepat dan kekuatan pergelangan tangan. Pukulan ini akan diajarkan lebih jauh pada tahap selanjutnya.
Sebagai Dasar Hal yang Perlu Diperhatikan
1. Pegangan raket dengan satu grip/cepat berpindah.
2. Selain kekuatan bahu, gunakan "lecutan" pergelangan pada saat bola dipukul.
Cara Latihan
1. Gunakan raket yang lebih berat atau botol berisi pasir untuk melatih kekuatan pergelangan tangan.
2. Latih reflek pukulan drive kiri/kanan ke tembok.
16. Variasi Stroke/Taktik Permainan
Setelah seorang atlit berhasil menguasai cara memegang raket, menguasai footwork, dan seluruh tekni dasar (basic stroke) dengan baik, maka selanjutnya dapat membuat variasi pukulan. Dengan kata lain, pada satu jenis posisi yang baik dapat melakukan beberapa pilihan pukulan. Misalnya pukulan overhead, selain lob dengan sedikit mengubah grip dan arah raket/putaran raket, bisa melakukan pada posisi underhand yang baik, selain melalukan netting bisa juga melakukan flick.
Penguasaan pukulan dasar dan variasi akan terasa sekali manfaatnya pada saat mulai bermain dalam game (hitungan). Berpikirlah menggunakan taktik apa agar bisa mematikan lawan dan memenangkan pertandingan. Berikit adalah beberapa tips dan taktik permainan.
Tunggal
Pada permainan tunggal, bisa dikatakan berada di atas angin apabila selalu bisa:
1. Melakukan pukulan dengan posisi selalu berada di belakang bola.
2. Sudah berada di tengah lapangan sebelum lawan memukul bola.
3. Sebaliknya berusaha untuk cepat berada pada posisi memukul sebelum lawan kembali ke tengah. Dalam posisi ini artinya siap melakukan serangan yang mematikan.
Untuk bisa melakukan ketiga hal di atas, Pemain harus memillki footwork yang teratur dan cepat. Dan gerakan-gerakan yang cepat itu bisa berlangsung untuk jangka waktu lama maka diperlukan stamina yang memadai. Karenanya, footwork yang cepat, teratur, dan stamina yang kuat menjadi faktor yang dominan diperlukan seorang pemain tunggal.
Ganda
Permainan ganda memllikl tuntutan yang agak berbeda dengan tunggal. Seorang pemain yang footwork-nya kurang baik tetapi memiliki kecepatan dan reflek pukulan serta power yang besar, bisa menjadi pemain ganda yang baik.
Walaupun penguasaan pukulan dasarnya sama dengan tunggal, tetapi seorang pemain tunggal yang baik belum tentu bisa menjadi pemain ganda yang baik. Karena permainan ganda memiliki jenis pukulan yang khusus. Pukulan cepat seperti drive, smash, return smash, serve, dan wiping (menyapu) adalah jenis pukulan yang wajlb dan harus dikuasi dengan trampll.
Dalam permainan ganda ada filosofi yang berbunyi "Siapa yang bisa menyerang lebih dahulu dia akan menang". Filosofi Ini rata-rata dipegang oleh setiap pemain ganda. Ini terlihat dalam karakter permainan ganda sekarang ini yang menganggap bahwa pertahanan yang baik adalah dengan menyerang.
Selain itu ganda adalah permainan yang mengandalkan kerja sama. Pukulan harus dirancang, kemudian mematikan lawan dengan pukulan hasil kerja sama.
Model, Variasi Gerak serta Penampilan
Pemain Bulutangkis Elite Indonesia
Kunggulan dan pencapaian prestasi puncak dalam olahraga bulutangkis, harus melalui proses pelatihan dalam kurun waktu lama. Aspek kontinuitas, aplikasi pelatihan yang sistematis, program pelatihan yang dirancang dengan baik, adanya dukungan sarana pelatihan yang memadai serta terciptanya suasana pelatihan yang menyenangkan, merupakan laktor-faktor pendukung yang selama ini tercipta di lembaga bulutangkis Indonesia.
Berikut ini adalah beberapa contoh dan model suasana pelatihan yang menggambarkan betapa sistem pelatihan harus disikapi, dinikmati, dan disadari oleh peserta latih sebagai alat/sarana untuk mencapai prestasi puncak.
Sejarah perbulutangkisan Indonesia mencatat, banyak pemain yang memiliki ketrampilan yang baik dan satu dengan lainnya saling berbeda.
Tipe dan karakteristik serta gaya permainan Rudy Hartono, Lim Swie King, Icuk Sugiarto, Lius Pongoh, Tjun Tjun, Johan Wahyudi, Christian Hadinata, Ade Chandra, Tony Gunawan, Candra Wijaya, Iie Sumirat, Ricky Soebagdja, Rexy Mainakai, Minarti Timur, Susy Susanti, dll, masing-masing kaya dengan varlasi pukulan yang berbeda. Ketrampilan itu diperoleh lewat proses pelatihan yang ketat.
.Namun, agar bisa bermain bulutangkis, seorang pemain harus bisa memukul kok, baik dari atas maupun dari bawah. Jenis-jenis pukulan yang harus dikuasai adalah servis, lob, dropshot, smes, netting, underhand, dan drive. Kesemua jenis pukulan tersebut harus dilakukan dengan menggunakan grip dan footwork yang benar. Buku ini mengajarkan dasar-dasar petunjuk praktis jenis pukulan di atas.
1. Pegangan Raket (Grip)
Bulutangkis dikenal sebagai olahraga yang banyak menggunakan pergelangan tangan. Karena itu, benar tidaknya cara memegang raket akan sangat menentukan kualitas pukulan seseorang.
Salah satu teknik dasar bulutangkis yang sangat penting dikuasai secara benar oleh setiap calon pebulutangkis adalah pegangan raket. Menguasai cara dan teknik pegangan raket yang betul, merupakan modal penting untuk dapat bermain bulutangkis dengan baik pula. Oleh karena itu, apabila teknik pegangan raket salah dari sejak awal, sulit sekali meningkatkan kualitas permainan. Pegangan raket yang benar adalah dasar untuk mengembangkan dan meningkatkan semua jenis pukulan dalam permainan bulutangkis.
Cara pegangan raket yang benar adalah raket harus dipegang dengan menggunakan jari-jari tangan (ruas jari tangan) dengan luwes, rileks, namun harus tetap bertenaga pada saat memukul kok. Hindari memegang raket dengan cara menggunakan telapak tangan (seperti memegang golok).
Jenis Pegangan Raket
Pada dasarnya, dikenal beberapa cara pegangan raket. Namun, hanya dua bentuk pegangan yang sering digunakan dalam praktek, yaitu cara memegang raket forehand dan backhand. Semua jenis pukulan dalam bulutangkis dilakukan dengan kedua jenis pegangan ini.
Dua macam cara memegang raket di atas, pada kenyataannya digunakan secara bergantian sesuai situasi dan kondisi permainan. Untuk tahap awal para pemula biasanya diajarkan cara memegang forehand terlebih dahulu, kemudian baru backhand.
Pada akhirnya untuk pemain yang sudah terampil akan terlihat pegangan raketnya hanya satu grip. Ini terjadi karena pergeseran pegangan tangan dari forehand ke backhand dan sebaliknya hanya sedikit dan terjadi secara otomatis.
Pegangan raket yang benar, dan memanfaatkan tenaga pergelangan tangan pada saat memukul kok, dapat meningkatkan mutu pukulan dan mempercepat laju jalannya kok. ini berarti, telah menggunakan tenaga secara lebih efisien namun efektif. ltulah sebabnya, sejak dini peserta latih harus membiasakan memukul kok dengan menggunakan tenaga pergelangan tangan (tenaga pecut).
Cara Memegang Raket Forehand
1. Pegang raket dengan tangan kiri, kepala raket menyamping. Pegang raket dengan cara seperti "jabat tangan". Bentuk "V" tangan diletakkan pada bagian gagang raket.
2. Tiga jari, yaitu jari tengan, manis dan kelingking menggenggam raket, sedangkan jari telunjuk agak terpisah.
3. Letakkan ibu jari diantara tiga jari dan telunjuk.
Cara Memegang Raket Backhand
Untuk backhand griop, geser "V" tangan ke arah dalam. Letaknya di samping dalam. bantalan jempol berada pada pegangan raket yang lebar.
Cara Latihan
Sebelum praktek melakukan latihan pukulan, perlu dilakukan latihan untuk adaptasi menggerak-gerakkan pergelangan tangan dengan tetap memegang raket dengan benar.
1. Peserta latih dibiasakan selalu memegang raket dengan jari-jari tangan, luwes, dan tetap rileks, tetapi tetap mempunyai tenaga.
2. Lakukan gerakan raket ke axah kanan dan kiri, dengan menggunakan tenaga pergelangan tangan. Begitu juga gerakan ke depan dan ke belakang, sehingga terasa betul terjadinya tekukan pada pergelangan tangan.
3. Gerakkan pergelangan tangan ke atas dan ke bawah.
4. Memukul bola (kok) ke tembok.
5. Bouncing ball.
Kesalahan Yang Terjadi
a. Memegang raket dengan menggenggam, jari-jari rapat dan sejajar.
b. Posisi "V" tangan berada pada bagian grip raket yang lebar.
2. Footwork
Footwork merupakan dasar untuk bisa menghasilkan pukulan berkualitas, yaitu apabila dilakukan dalam posisi baik. Untuk bisa memukul dengan posisi balk, seorang atlet harus memiliki kecepatan gerak. Kecepatan gerak kaki tidak bisa dicapai kalau footwork-nya tidak teratur.
3. Sikap dan Posisi
Sikap dan Posisi Berdiri di Lapangan
Sikap dan posisi berdiri di lapangan harus sedemikian rupa, sehingga dengan sikap yang baik dan sempurna itu, dapat secara cepat bergerak ke segala penjuru lapangan permainan.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan:
1. Harus berdiri sedemikian rupa, sehingga berat badan tetap berada pada kedua kaki dan tetap menjaga keseimbangan tubuh.
2. Tekuk kedua lutut, berdiri pada ujung kaki, sehingga posisi pinggang tetap tegak dan rileks. Kedua kaki terbuka selebar bahu dengan posisi kaki sejajar atau salah satu kaki diletakkan di depan kaki lainnya.
3. Kedua lengan dengan siku bengkok pada posisi di samping badan, sehingga lengan bagian atas yang memegang raket tetap bebas bergerak.
4. Raket harus dipegang sedemikian rupa, sehingga kepala (daunnya) raket berada lebih tinggi dari kepala.
5. Senantiasa waspada dan perhatikan jalannya kok selama permainan berlangsung.
Sikap dan Tahap Kerja Langkah Kaki
Sikap dan langkah kaki yang benar dalam permainan bulutangkis, sangat penting dikuasai secara benar oleh setiap pemain. Ini sebagai syarat untuk meningkatkan kualitas ketrampilan memukul kok.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan:
1. Senantiasa berdiri dengan sikap dan posisi yang tepat di atas Iapangan.
2. Lakukan gerak Iangkah ke depan, ke belakang, ke samping kanan dan kiri pada saat memukul kok, sambil tetap memperhatikan keseimbangan tubuh.
3. Gerak Iangkah sambil meluncur cepat, sangat efektif sebagai upaya untuk memukul kok.
4. Hindari berdiri dengan telapak kaki di lantai (bertapak) pada saat menunggu datangnya kok, atau pada saat bergerak untuk memukul kok.
4. Hitting Position
Posisi memukul bola atau kerap disebut preparation. Waktu sekian detik yang ada pada masa persiapan ini juga dipakai untuk menentukan pukulan apa yang akan dilakukan. Karena itu posisi persiapan ini sangat penting dilakukan dengan balk dalam upaya menghasilkan pukulan berkualitas.
Hal yang perlu diperhatikan:
a. Overhead (atas) untuk right handed
- Posisi badan menyamping dengan arah net. Posisi kaki kanan berada di belakang kaki kid. Pada saat memukul bola harus terjadi perpindahan beban berat badan dari kaki kanan ke kaki kiri.
- Posisi badan harus selalu berada di belakang bola yang akan dipukul.
b.Untuk pukulan underhand(bawah)/net
- Posisi memukul adalah kaki kanan selalu berada di depan dan kaki kid di belakang.
- Lutut kaki kanan dibengkokkan, sehingga paha bagian bawah agak turun. Kerendahannya sesuai dengan ketinggian bola yang akan dipukul. Sedangkan saat bola dipukul posisi kaki kid harus tetap berada di belakang dan hanya bergeser ke depan sedikit.
c. Untuk footwork maju-mundur
Cara Latihan
1. Dari tengah ke depan; sebagai langkah dasar hanya dua langkah dimulai dengan kaki kiri kemudian kanan.
2. Dari tengah ke belakang.
3. Dari depan ke belakang dan sebaliknya.
Kesalahan yang Terjadi
1. Pada ready position, tumpuan kaki tidak berada di bagian depan atas kaki. Akibatnya reaksi menjadi lambat.
2. Posisi lutut lurus, tidak bengkok.
3. Pada posisi memukul kaki dan badan sejajar dengan net. Akibatnya pukulan tidak kuat.
4. Pada posisi underhand, kaki kiri berada di depan, keseimbangan kaki tidak ada dan sulit mengarahakan bola dengan tepat.
5. Lutut/paha tidak turun, jangkauan kurang, lambat kembali ke bagian tengah lapangan.
5. Service (Service)
Dalam aturan permainan bulutangkis, servis merupakan modal awal untuk bisa memenangkan pertandingan. Dengan kata lain, seorang pemain tidak bisa mendapatkan angka apabila tidak bisa melakukan servis dengan baik.
Namun, banyak pelatih, juga pemain tidak memberikan perhatian khusus untuk melatih dan menguasai teknik dasar ini. Oleh karena itu, sikap tersebut merupakan kekeliruan besar. Kita mengetahui bahwa angka/poin dalam permainan bulutangkis tidak akan tercipta, apabila pemain tidak mahir melakukan servis dengan benar.
Dalam permainan bulutangkis, ada tiga jenis servis, yaitu servis pendek, servis tinggi, dan flick atau servis setengah tinggi. Namun, biasanya servis digabungkan ke dalam jenis atau bentuk yaitu servis forehand dan backhand. Masing-masing jenis ini bervariasi pelaksanaanya sesuai dengan situasi permainan di lapangan.
Servis Forehand
a. Servis Forehand Pendek
- Tujuan servis pendek ini untuk memaksa lawan agar tidak bisa melakukan serangan. Selain itu lawan dipaksa berada dalam posisi bertahan.
- Variasi arah dan sasaran servis pendek ini dapat dilatih secara serius dan sistematis.
- Kok harus dipukul dengan ayunan raket yang relatif pendek.
- Pada saat perkenaan dengan kepala (daun) raket dan kok, siku dalam keadaan bengkok, untuk menghindari penggunaan tenaga pergelangan tangan, dan perhatikan peralihan titik berat badan Anda.
- Cara latihannya adalah menggunakan sejumlah kok dan dilakukan secara berulang-ulang.
b. Servis Forehand Tinggi
- Jenis servis ini terutama digunakan dalam permainan tunggal.
- Kok harus dipukul dengan menggunakan tenaga penuh agar kok melayang tinggi dan jatuh tegak lurus di bagian belakang garis lapangan lawan.
- Saat memukul kok, kedua kaki terbuka selebar pinggul dan kedua telapak kaki senantiasa kontak dengan lantai.
- Perhatikan gerakan ayunan raket. Ke belakang, ke depan dan setelah melakukan pukulan, harus dilakukan dengan sempurna serta diikuti gerak peralihan titik berat badan dari kaki belakang kekaki depan yang harus be langsung kontinu dan harmonis.
- Biasakan selalu berkonsentrasi sebelum memukul kok.
- Hanya dengan berlatih tekun dan berulang-ulang tanpa mengenal lelah, dapat mengusai teknik servis forehand tinggi dengan sebalik-baiknya.
Servis Backhand
Jenis servis ini pada umumnya, arah dan jatuhnya kok sedekat mungkin dengan garis serang pemain lawan. Dan kok sedapat mungkin melayang retatif dekat di atas jaring (net).
Oleh karena itu, jenis servis ini kerap digunakan oleh pemain ganda.
1. Sikap berdiri adalah kaki kanan di depan kaki kiri, dengan ujung kaki kanan mengarah ke sasaran yang diinginkan. Kedua kaki terbuka selebar pinggul, lutut dibengkokkan, sehingga dengan sikap seperti ini, titik berat badan berada di antara kedua kaki. Jangan lupa, sikap badan tetap rileks dan penuh konsentrasi.
2. Ayunan raket relatif pendek, sehingga kok hanya didorong dengan bantuan peralihan berat badan dari belakang ke kaki depan, dengan irama gerak kontinu dan harmonis. Hindari menggunakan tenaga pergelangan tangan yang berlebihan, karena akan mempengaruhi arah dan akurasi pukulan.
3. Sebelum melakukan servis, perhatikan posisi dan sikap berdiri lawan, sehingga dapat mengarahkan kok ke sasaran yang tepat dan sesuai perkiraan.
4. Biasakan berlatih dengan jumlah kok yang banyak dan berulang-ulang tanpa mengenal rasa bosan, sampai dapat menguasai gerakan dan ketrampilan servis ini dengan utuh dan baik/sempurna.
Selain itu, perlu diperhatikan adanya peraturan servis. Berikut aturan bagaimana melakukan servis yang salah dan benar.
Servis yang Salah :
1. Pada saat memukul bola, kepala (daun) raket lebih tinggi atau sejajar dengan grip raket.
2. Titik perkenaan kok, kepala (daun) raket lebih tinggi dari pinggang.
3. Posisi kaki menginjak garis tengah atau depan.
4. Kaki kiri melakukan langkah.
5. Kaki kanan melangkah sebelum kok dipukul.
6. Rangkaian mengayun raket dan memukul kok tidak boleh terputus.
7. Penerima servis bergerak sebelum kok servis dipukul.
Servis yang Benar :
1. Pada saat memukul, tigngi kepala (daun) raket harus berada dibawah pegangan raket.
2. Perkanaan kok harus berada di bawah pinggang.
3. Kaki kiri statis.
4. Kaki hanya bergeser, tetapi tidak lepas dari tanah.
5. Rangkaian mengayun raket, harus dalam satu rangkaian.
6. Penerima servis bergerak sesaat setelah servis dipukul.
6. Pengembalian Service
Teknik pengembalian servis, sangat penting dikuasai dengan benar oleh setiap pemain bulutangkis. Arahkan kok ke daerah sisi kanan dan kiri lapangan lawan atau ke sudut depan atau belakang lapangan lawan. Prinsipnya, dengan penempatan kok yang tepat, lawan akan bergerak untuk memukul kok itu, sehingga is terpaksa meninggalkan posisi strategisnya di titik tengah lapangannya.
1. Dalam permainan tunggal, sebaiknya servis lob lawan dikembalikan dengan teknik pukulan keras dan tinggi ke salah satu sudut bagian belakang lapangan lawan, atau dengan teknik "pukulan pendek" (drop pendek) ke sudut depan lapangan lawan.
2. Hindari melakukan "smes keras", tatkala berdiri pada posisi di bagian belakang lapangan sendiri. Oleh karena, posisi pada saat itu kurang menguntungkan, apabila smes dapat dikembalikan dengan penempatan yang akurat atau terarah oleh pemain lawan.
3. Dalam permainan ganda, seharusnya kok dipukul terarah cepat, dan arah pukulan senantiasa menukik jatuh ke lapangan lawan atau ke bagian tubuh lawan.
7. Underhand (Pukulan dari Bawah)
Jenis pukulan ini dominant digunakan dalam permainan bulutangkis. Seperti halnya teknik dasar "pukulan dari atas kepala", untuk menguasai teknik dasar ini, pertama-tama, harus trampil berlari sambil melakukan langkah lebar, dengan kaki kanan berada di depan kaki kiri untuk menjangkau jatuhnya kok.
Sikap menjangkau ini, hendaknya siku dalam keadaan bengkok dan pertahankan sikap tubuh tetap tegak, sehingga lutut kanan dalam keadaan tertekuk.
Pada saat memukul kok, gunakan tenaga kekuatan siku dan pergelangan tangan, hingga gerakan lanjut dari pukulan ini berakhir di atas bahu kiri. Perhatikan, agar telapak kaki kanan tetap kontak dengan lantai sambil menjangkau kok. Jangan sampai gerak langkah terhambat karena kaki kiri tertahan gerakannya.
Fungsi pukulan dasar ini antara lain:
- Untuk mengembalikan pukulan pendek atau permainan net lawan.
- Sebagai cara bertahan akibat pukulan serang lawan. Dalam situasi tertekan dalam permainan, harus melakukan pukulan penyelamatan dengan cara mengangkat kok tinggi ke daerah belakang lapangan lawan.
- Pukulan dasar ini dapat dilakukan dengan teknik pukulan forehand dan backhand.
Cara berlatih yang efektif untuk menguasai teknik dasar ini, adalah menciptakan suasana berlatih bersama tim dengan memukul kok yang diarahkan relatif jauh dari jangkauan. Berlatihlah dengan tekun dan selalu mengevaluasi sendiri kesalahan yang dilakukan, agar tidak diulangi lagi.
Ada dua jenis pukulan underhand:
1. Clear Underhand, pukulan atau dorongan yang diarah kan tinggi ke belakang.
2. Flick Underhand, pukulan atau dorongan mendatar ke arah belakang.
Hal yang Perlu Diperhatikan
1. Pegangan raket forehand untuk underhand forehand, dan pegangan backhand untuk underhand backhand.
2. Pergelangan tangan agak bengkok ke belakang, siku juga agak bengkok.
3. Sambil melangkahkan kaki kanan ke depan, ayunkan raket ke belakang lalu pukul bola dan pada saat perkenaan bola, posisi tangan lurus.
4. Bola dipukul kira-kira dekat kaki kanan bagian luar.
5. Posisi akhir raket sesuai arah bola.
Cara Latihan
Untuk tahap pemula, umpan dengan lemparkan banyak bola. Untuk koordinasi pukul bola sambil melangkah kaki kanan.
8. Overhead Clear/Lob
Pusatkan perhatian lebih untuk menguasai pukulan overhead lob ini, karena teknik pukulan lob ini banyak kesamaannya dengan teknik smes dan dropshort. Pukulan overhead lob adalah bola yang dipukul dari atas kepala, posisinya biasanya dari belakang lapangan dan diarahkan keatas pada bagian belakang lapangan.
Ada dua jenis overhead lob :
1. Deep lob/Clear, bolanya tinggi ke belakang.
2. Attacking lob/Clear, bolanya tidak terlalu tinggi.
Hal yang Perlu Diperhatikan
1. Pergunakan pegangan forehand, pegang raket dan posisinya di samping bahu.
2. Posisi badan menyamping (vertikal) dengan arah net. Posisi kaki kanan berada di belakang kaki kiri dan pada saat memukul bola, harus terjadi perpindahan beban badan dari kaki kanan ke kaki kiri.
3. Posisi badan harus diupayakan selalu bera di belakang bola.
4. Bola dipukul seperti gerakan melempar.
5. Pada saat perkenaan bola, tangan harus lurus. Posisi akhir raket mengikuti arah bola, Ialu dilepas, sedang raket jatuh di depan badan.
6. Lecutkan pergelangan (raket) saat kena bola.
Cara Latihan
1. Untuk para pemula yang baru belajar, sebaiknya pertama-tama latihan dengan cara mengumpan mereka dengan lemparan bola. Tujuannya supaya timing memukul bisa diperoleh. Untuk mempermudah, bisa digunakan hitungan (1. Posisi siap; 2. Ayunkan; 3. Pukul).
2. Untuk alat bantu guna membiasakan gerakan dan memperoleh timing memukul yang pas, gunakan gantungan kok yang bisa diatur ketinggiannya.
Hal yang Perlu Diperhatikan
1. Posisi preparation sama dengan overhead biasa.
2. Karena, biasanya bola berada jauh di belakang kepala kita, untuk menjangkaunya, pertama badan diputar yaitu dengan melangkahkan kaki kanan ke belakang, lalu lompatkan kaki kanan sambil badan dan raket diputar untuk menjangkau kok yang berada di belakang kepala, sehingga terjadi perpindahan berat badan.
3. Setelah memukul, kaki kiri mendarat lebih dulu, di bagian depan kaki (agak berjingkat), badan harus condong ke depan.
9. Round The Head Clear/Lob/Drop/Smash
Adalah bola overhead (di atas) yang dipukul di bagian belakang kepala (samping telinga sebelah kih). Dibanding dengan overhead yang biasa, pukulan di belakang kepala ini relatif lebih sulit. Karena untuk bisa melakukan pukulan (teknik) ini diperlukan ekstra kekuatan kaki, kelenturan, footwork yang balk, dan koordinasi. Biasanya pukulan ini dilakukan secara terpaksa karena untuk melakukannya harus dengan pukulan backhand.
10. Smash
Yaitu pukulan overhead (atas) yang diarahkan ke bawah dan dilakukan dengan tenaga penuh. Pukulan ini identik sebagai pukulan menyerang. Karena itu tujuan utamanya untuk mematikan lawan. Pukulan smes adalah bentuk pukulan keras yang sering digunakan dalam permainan bulutangkis. Karakteristik pukulan ini adalah; keras, laju jalannya kok cepat menuju Iantai Iapangan, sehingga pukulan ini membutuhkan aspek kekuatan otot tungkai, bahu, lengan, dan fleksibilitas pergelangan tangan serta koordinasi gerak tubuh yang harmonis.
Dalam praktek permainan, pukulan smes dapat dilakukan dalam sikap diam/berdiri atau sambil loncat (King Smash).Oleh karena itu pukulan smes dapat berbentuk:
- Pukulan smes penuh - Pukulan smes potong - Pukulan sines backhand - Pukulan smes melingkar atas kepala
Teknik pukulan smes tersebut secara bertahap setiap pemain harus menguasainya dengan sempurna. Manfaatnya sangat besar untuk meningkatkan kualitas permainan.
Hal yang Perlu Diperhatikan
1. Biasakan bergerak cepat untuk mengambil posisi pukul yang tepat.
2. Perhatikan pegangan raket.
3. Sikap badan harus tetap lentur, kedua lutut dibengkokkan dan tetap berkonsentrasi pada kok.
4. Perkenaan raket dan kok di atas kepala dengan cara meluruskan lengan untuk menjangkau kok itu setinggi mungkin dan pergunakan tenaga pergelangan tangan pada saat memukul kok.
5. Akhiri rangkaian gerakan pukul itu dengan gerak Ian-jut ayunan raket yang sempurna ke depan badan.
11. Dropshot (Pukulan Potong)
Adalah pukulan yang dilakukan seperti smes. Perbedaannya pada posisi raket saat perkenaan dengan kok. Bola dipukul dengan dorongan dan sentuhan yang halus. Dropshot (pukulan potong) yang balk adalah apabila jatuhnya bola dekat dengan net dan tidak melewati garis ganda.
Karakteristik pukulan potong ini adalah, kok sentiasa jatuh dekat jaring di daerah lapangan lawan. Oleh karena itu harus mampu melakukan pukulan yang sempurna dengan berbagai sikap dan posisi badan dari sudut-sudut lapangan permainan. Faktor pegangan raket, gerak kaki yang cepat, posisi badan dan proses perpindahan berat badan yang harmonis pada saat memukul merupakan faktor penentu keberhasilan pukulan ini.
Sikap persiapan awal dan gerak memukul tidak berbeda dengan pukulan smes. Dalam pelaksanaan pukulan potong ini, adalah menempatkan kok pada sudut-sudut lapangan lawan sedekat mungkin jaring/net, dengan variasi gerak tipu badan dan raket sebelum perkenaan raket dan kok, yang menyebabkan lawan terlambat mengatisipasi dan bereaksi atas datangnya kok secara mendadak.
Hal yang Perlu Diperhatikan
1. Pergunakan pegangan forehand. Pegang raket dan posisinya di samping bahu.
2. Posisi badan menyamping (vertikal) dengan arah net, posisi kaki kanan berada dibelakang kaki kiri. Pada saat memukul bola, harus terjadi perpindahan beban badan dari kaki kanan ke kaki kiri.
3. Posisi badan harus selalu diupayakan berada di belakang bola.
4. Pada saat perkenaan bola, tangan harus lurus, menjangkau bola dan dorong dengan sentuhan halus.
5. Untuk arah forehand lawan, pukul bagian Iengkungan bola sebelah kanan dan lengkung kiri bola untuk tujuan backhand.
6. Posisi akhir raket mengikuti arah bola.Biasakan bergerak cepat mengambil posisi pukul yang tepat di belakang kok.
7. Perhatikan gerak langkah dan keseimbangan badan pada saat dan setelah memukul kok.
8. Kok harus dipukul dengan sikap lengan lurus dan hanya menggunakan tenaga kecil.
9. Pukulan potong ini mengandung aspek kehalusan gerak dan gerak tipu.
12. Netting
Adalah pukulan yang dilakukan dekat net, diarahkan sedekat mungkin ke net, dipukul dengan sentuhan tenaga halus sekali. Pukulan netting yang baik yaitu apabila bolanya dipukul halus dan melintir tipis dekat sekali dengan net.
Karakteristik teknik dasar ini adalah kok senantiasa jatuh bergulir sedekat mungkin dengan jaring/net di daerah lapangan lawan. Koordinasi gerak kaki, lengan, keseimbangan tubuh, posisi raket dan kok saat perkenaan, serta daya konsentrasi adalah faktor-faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan pukulan ini.
Pegang raket dengan jari-jari tangan (ruas jari tangan), pergelangan tangan tetap rileks, posisi kepala (daun) raket sejajar dengan Iantai pada saat perkenaan raket dan kok yang harus diperhatikan selama proses pukulan jaring berlangsung. Di samping itu sikap dan posisi kaki tumpu harus tetap kokoh menapak di Iantai, dengan lutut kanan dibengkokkan, sehingga tidak terjadi gerakan tambahan yang dapat mempengaruhi keseimbangan tubuh.
Hal yang Perlu Diperhatikan
1. Pegangan raket forehand untuk forehand net dan backhand untuk backhand samping net.
2. Siku agak bengkok dan pergelangan ditekuk sedikit ke belakang.
3. Pada saat memukul, kaki kanan berada di depan dan bola dipukul pada posisi setinggi mungkin.
4. Sesaat sebelum perkenaan bola, buat tarikan kecil dan pergelangan tangan. Pukul bola pada bagian lengkung kanan dan kiri sampai pada bagian bawah bola. Akhir kepala raket menghadap atau sejajar dengan langit-langit.
Cara Latihan
1. Berdiri kira-kira dua langkah dari jaring sambil memegang raket.
2. Penyaji melemparkan kok berturut-turut ke daerah jaring dan Anda berusaha memukul kok itu.
3. Lakukan latihan ini di sisi kanan dan kiri secara bergantian.
4. Tingkatkan faktor intensitas dan kesulitan latihan dengan cara sambil bergerak.
5. Arah dan sasaran pukulan dapat berbentuk lurus, silang atau dengan cara mendorong kok itu ke berbagai arah.
13. Return Smash
Adalah pukulan yang lebih identik dengan pola pertahanan. Namun demikian pengembalian smash yang baik bisa menjadi serangan balik.
Jenis-jenis pengembalian smash:
1. Pengembalian pendek, yaitu pengembalian dimana bolanya jatuh dekat net. Banyak terjadi pada permainan tunggal. Tujuannya untuk memaksa lawan berlari jauh.
2. Pengembalian drive (mendatar),lebih banyak dilakukan pada permainan ganda. Tujuannya untuk tidak memberi kesempatan lawan melakukan serangan.
3. Pengembalian panjang, yaitu pengembalian bola ke arah belakang lagi. Pukulan ini blasanya hanya bisa dilakukan oleh pemain yang sudah trampil dan mempunyai pergelangan tangan kuat.
Hal yang Perlu Diperhatikan
1. Posisi siap (stand), lihat keterangan dibagian footwork.
2. Untuk pengembalian dari forehand, apabila dekat biosa dilakukan dengan satu langkah kaki kanan, tatapi apabila jauh, mungkin perlu dilakukan dulu langkah kecil dari kaki kiri.
3. Untuk pengembalian backhand, apabila dekat bisa dilakukan dulu langkah kecil dari kaki kiri. Tetapi , aapbila jauh mungkin perlu dilakukan dulu langkah kecil dari kaki kanan.
14. Backhand Overhead
Pukulan ini bisa dlkategorikan paling sulit, terutama bagi pemain pemula. Karena secara biomekanik teknik pukulan ini selain menuntut koordinasi anggota badan yang sempurna, juga penguasaan grip dan timing yang tepat.
Tanpa ketiga hal tersebut, tenaga besar sekalipun tidak bisa menghasilkan kualitas pukulan yang baik.
Hal yang Perlu Diperhatikan
1. Lakukan posisi slap dengan posisi raket di tangan.
2. Putar badan, dengan melangkahkan kaki kanan ke belakang kiri. Lutut dan siku kanan agak bengkok.
3. Rangkaian memukul mulai dari mengayunkan raket (siku ke dekat ketiak) dorong dengan pinggang dan siku menjadi lurus. Gerakan diakhiri dengan lecutan pergelangan tangan.
4. Cara kedua, rangkaian pukulan di atas (No.3) bisa dilakukan sambil melangkahkan kaki kanan, lalu ayun raket. Kaki kanan sudah mendarat pada saat bola dipukul.
Cara Latihan
Latih dahulu gerakan tanpa bola . Untuk mempermudah bisa digunakan alat bantu, yaitu gantuingan kok setinggi timing seorang atlit
15. Drive
Adalah pukulan cepat dan mendatar banyak digunakan dalam permaianan ganda. Tujuannya untuk menghindari lawan menyerang atau sebaliknya memaksa lawan mengangkat bola dan berada pada posisi bertahan. Pukulan ini menuntut ketrampilan grip, reflek yang sepat dan kekuatan pergelangan tangan. Pukulan ini akan diajarkan lebih jauh pada tahap selanjutnya.
Sebagai Dasar Hal yang Perlu Diperhatikan
1. Pegangan raket dengan satu grip/cepat berpindah.
2. Selain kekuatan bahu, gunakan "lecutan" pergelangan pada saat bola dipukul.
Cara Latihan
1. Gunakan raket yang lebih berat atau botol berisi pasir untuk melatih kekuatan pergelangan tangan.
2. Latih reflek pukulan drive kiri/kanan ke tembok.
16. Variasi Stroke/Taktik Permainan
Setelah seorang atlit berhasil menguasai cara memegang raket, menguasai footwork, dan seluruh tekni dasar (basic stroke) dengan baik, maka selanjutnya dapat membuat variasi pukulan. Dengan kata lain, pada satu jenis posisi yang baik dapat melakukan beberapa pilihan pukulan. Misalnya pukulan overhead, selain lob dengan sedikit mengubah grip dan arah raket/putaran raket, bisa melakukan pada posisi underhand yang baik, selain melalukan netting bisa juga melakukan flick.
Penguasaan pukulan dasar dan variasi akan terasa sekali manfaatnya pada saat mulai bermain dalam game (hitungan). Berpikirlah menggunakan taktik apa agar bisa mematikan lawan dan memenangkan pertandingan. Berikit adalah beberapa tips dan taktik permainan.
Tunggal
Pada permainan tunggal, bisa dikatakan berada di atas angin apabila selalu bisa:
1. Melakukan pukulan dengan posisi selalu berada di belakang bola.
2. Sudah berada di tengah lapangan sebelum lawan memukul bola.
3. Sebaliknya berusaha untuk cepat berada pada posisi memukul sebelum lawan kembali ke tengah. Dalam posisi ini artinya siap melakukan serangan yang mematikan.
Untuk bisa melakukan ketiga hal di atas, Pemain harus memillki footwork yang teratur dan cepat. Dan gerakan-gerakan yang cepat itu bisa berlangsung untuk jangka waktu lama maka diperlukan stamina yang memadai. Karenanya, footwork yang cepat, teratur, dan stamina yang kuat menjadi faktor yang dominan diperlukan seorang pemain tunggal.
Ganda
Permainan ganda memllikl tuntutan yang agak berbeda dengan tunggal. Seorang pemain yang footwork-nya kurang baik tetapi memiliki kecepatan dan reflek pukulan serta power yang besar, bisa menjadi pemain ganda yang baik.
Walaupun penguasaan pukulan dasarnya sama dengan tunggal, tetapi seorang pemain tunggal yang baik belum tentu bisa menjadi pemain ganda yang baik. Karena permainan ganda memiliki jenis pukulan yang khusus. Pukulan cepat seperti drive, smash, return smash, serve, dan wiping (menyapu) adalah jenis pukulan yang wajlb dan harus dikuasi dengan trampll.
Dalam permainan ganda ada filosofi yang berbunyi "Siapa yang bisa menyerang lebih dahulu dia akan menang". Filosofi Ini rata-rata dipegang oleh setiap pemain ganda. Ini terlihat dalam karakter permainan ganda sekarang ini yang menganggap bahwa pertahanan yang baik adalah dengan menyerang.
Selain itu ganda adalah permainan yang mengandalkan kerja sama. Pukulan harus dirancang, kemudian mematikan lawan dengan pukulan hasil kerja sama.
Model, Variasi Gerak serta Penampilan
Pemain Bulutangkis Elite Indonesia
Kunggulan dan pencapaian prestasi puncak dalam olahraga bulutangkis, harus melalui proses pelatihan dalam kurun waktu lama. Aspek kontinuitas, aplikasi pelatihan yang sistematis, program pelatihan yang dirancang dengan baik, adanya dukungan sarana pelatihan yang memadai serta terciptanya suasana pelatihan yang menyenangkan, merupakan laktor-faktor pendukung yang selama ini tercipta di lembaga bulutangkis Indonesia.
Berikut ini adalah beberapa contoh dan model suasana pelatihan yang menggambarkan betapa sistem pelatihan harus disikapi, dinikmati, dan disadari oleh peserta latih sebagai alat/sarana untuk mencapai prestasi puncak.
Sejarah perbulutangkisan Indonesia mencatat, banyak pemain yang memiliki ketrampilan yang baik dan satu dengan lainnya saling berbeda.
Tipe dan karakteristik serta gaya permainan Rudy Hartono, Lim Swie King, Icuk Sugiarto, Lius Pongoh, Tjun Tjun, Johan Wahyudi, Christian Hadinata, Ade Chandra, Tony Gunawan, Candra Wijaya, Iie Sumirat, Ricky Soebagdja, Rexy Mainakai, Minarti Timur, Susy Susanti, dll, masing-masing kaya dengan varlasi pukulan yang berbeda. Ketrampilan itu diperoleh lewat proses pelatihan yang ketat.
Lombok
Crazy Lombok...!!! FUNtastic Island Trip...
Jika kepenatan pekerjaan menggunung, pulau Lombok bisa menghapus segala penat tersebut. Jadi, mari bergabung bersama kami, dalam trip "Crazy Lombok"
Bali
Setiap kali terbang ke Bali, pemandangan yang sulit dihindari di pesawat adalah banyaknya penumpang dengan rambut berwarna coklat. Kerap terjadi, penumpang dengan rambut coklat lebih banyak dibandingkan dengan yang berwarna hitam. Tidak sedikit diantara mereka yang sudah datang ke Bali berkali-kali. Didorong rasa ingin tahu, ada yang bertanya pada salah seorang wisatawan yang datang berulang-ulang. Dan jawabannya agak mengejutkan, setiap kali dia datang ke Bali, seperti selalu menemukan the hidden treasures of Bali. Bagian-bagian kekayaan Bali yang tersembunyi, itulah yang kerap ditemukan wisatawan ini setiap kali datang dan datang lagi.
Dipancing oleh komentar seperti ini, kalau orang luar yang datang ke Bali, dan setiap kali datang menemukan bagian-bagian lain dari Bali yang tersembunyi, adakah kita orang Bali juga menemukan the hidden treasures of Bali? Ada seorang sahabat yang menemukan pengandaian berguna dalam hal ini. Mendalami kehidupan (baca : menyelami Bali) mirip dengan mengupas bawang merah. Semakin dikupas, semakin putih warnanya. Tambah dikupas tambah putih lagi. Setelah dikupas semuanya, tidak ada yang tersisa terkecuali air mata yang meleleh. Pertanyaannya kemudian, banyakkah di antara orang Bali yang “mengupas” Bali, menemukan wajahnya yang semakin putih dari hari ke hari, dan pada akhirnya meneteskan air mata?
Pulau Persembahan
Dalam sebuah perjalanan, ketika sang hidup mulai menunjukkan bimbingan-bimbingan makna, ada sahabat yang bergumam kecil: “Bali dalam bahasa Pali artinya persembahan”. Ada yang kaget di dalam sini. Terutama karena tidak ditanya, sahabat ini bertutur terus tanpa bisa dihentikan. Padahal, yang bersangkutan bukan orang Bali, tidak tinggal di Bali.
Bagi kita di Bali, setiap hari kita melihat persembahan. Ada peneliti Belanda yang mengunjungi Bali di tahun 1920-an. Menurut peneliti ini, orang Bali ketika itu tidak mengenal istilah kesenian sebagai pertunjukan komersial. Semua gerak kehidupan (dari bertani sampai menari), dilakukan sebagai serangkaian persembahan. Bila boleh jujur, inilah ”silsilah spiritual” orang Bali yang meletakkan semuanya sebagai persembahan.
Wilayah-wilayah persembahan
Pemahaman dan pendalaman seseorang tentang sebuah wilayah, memang amat ditentukan oleh seberapa tekun yang bersangkutan datang memahami wilayah tersebut. Sebut saja seorang sahabat yang bertahun-tahun pekerjaannya hanya melihat peta kota London. Tentu saja kedalaman pemahamannya berbeda dengan seseorang yang belum pernah melihat peta London, namun puluhan tahun sudah tinggal menetap di sana. Hal yang sama juga terjadi dalam wilayah-wilayah persembahan.
Mempelajari peta (baca: mempelajari sastra) tentu saja baik dan berguna. Namun, hanya dengan memandanginya, manusia hanya memahami serangkaian wilayah secara amat terbatas. Berangkat, berjalan, lihat dan pahami, itulah langkah-langkah yang dilakukan oleh setiap manusia yang mau memahami serangkaian wilayah.
Hal yang sama juga terjadi dengan wilayah-wilayah persembahan. Belajar tentang asal usul serta pilosopi persembahan tentu baik, tetapi hanya yang melakoninya penuh kedalaman sekaligus keheningan yang bisa tergetar di wilayah-wilayah persembahan.
Sebagaimana wilayah lain dalam kehidupan, wilayah-wilayah persembahan juga ditandai oleh sejumlah keluhan. Tidak sedikit sahabat yang mengeluh mahal. Bahkan ada segelintir orang yang berpikir pindah agama karena mahalnya ongkos menjadi orang Bali. Bagi pencinta keheningan dan kejernihan, pengertian sebagai peta memang bukan syarat mutlak dari dimulainya perjalanan. Kerap terjadi, penekun keheningan dan kejernihan aman serta nyaman berjalan bahkan tatkala tidak tahu. Melakukan persembahan, itu dan hanya itu. Sering tidak bernama, tidak bersuara, tidak ada tangan manusia yang mencatat. Namun, toh itu dilakukan terus menerus.
Ada memang yang memberi sebutan bodoh akan hal ini. Ketika ditanya, kenapa persembahannya seperti ini dan seperti itu, sebagian pencinta keheningan malah bertanya balik: apa semuanya harus dimengerti? Sebagian di antara yang sedikit itu bernama Eugen Herrigel. Dalam Zen in the art of archery, ia menulis: let’s stop talking and go on practicing. Mari berhenti berdebat, lakukan persembahan terus menerus. Mengutip pendapat guru Takuan, Herrigel juga menulis: perfection in the art of swordsmanship is reached when the heart is troubled by no more thought of I and You – no more thought even of life and death. All is emptiness. Kesempurnaan, menurut Takuan, dicapai ketika batin tidak lagi diganggu oleh pikiran tentang saya dan Anda. Bahkan hidup mati pun sudah tidak dipikirkan lagi. Semuanya hanya hening, sepi, sunyi.
Eugen Herrigel belajar Zen di Jepang. Takuan juga seorang guru pedang dari Jepang. Dan kita di Bali tentu saja punya guru-guru yang tidak kalah mengagumkannya. Bedanya, sedikit dari karya-karya guru kita terdahulu yang ditulis serta disebarkan ke seluruh dunia. Sastranya, sebagian bisa ditelusuri melalui nama-nama yang diberikan pada tempat-tempat suci yang berumur tua dan lama. Di sebuah kawasan di Kintamani Bangli, di mana alam memberi tanda-tanda dalam bentuk 11 gunung dan 11 patirtan (sumber air suci), tetua di sana memberi nama salah satu Pura dengan nama Pura Puseh Meneng. Seperti sedang berbisik: diam, tenang, hening, sepi. Dalam diam (meneng) seseorang sedang berjalan di wilayah-wilayah persembahan.
Di desa Tajun Bali Utara, di bagian teratas batas desa yang berisi sumber air yang tidak pernah habis, tetua memberi nama Pura dengan Pura Mengening. Ini lebih jelas lagi, tidak ada yang lain kecuali: hening! Sebagian mantra upacara orang Bali mulai dengan kalimat bhur bvah svah (alam bawah, tengah dan atas) sebagai sebuah tatanan kosmik yang menyatu rapi dalam diam dan hening.
Ini memberi inspirasi, persembahan memiliki beberapa wajah. 0rang kebanyakan melakukan sembah raga. Kerja bakti, ngayah di Pura, mejejahitan adalah sebagian contoh sembah raga. Dalam tingkatan persembahan ini, manusia kebanyakan menggunakan badannya untuk menyembah. Berikutnya sembah rasa. Di tingkatan ini, badan bukan satu-satunya alat melakukan persembahan. Menyayangi semua mahluk, tidak menyakiti. Intinya banyak memberi. Bukan karena mau dipuji. Tetapi karena melalui rasa semuanya terhubung dalam sebuah jejaring yang rapi. Bila menyayangi akan disayangi. Jika menyakiti akan disakiti. Dan di jalan rasa ini, banyak yang meneteskan air mata. Bukan karena sedih, melainkan karena jiwa mulai rindu pulang. Tingkatan ketiga adalah sembah rahasia. Ini banyak dilakukan oleh orang-orang Tantra. Makanya dalam Tantra ada guru hidup, guru buku suci, guru simbolik dan guru rahasia di dalam diri. Itu sebabnya salah satu arti Tantra adalah rahasia. Dalam bahasa tetua Bali: meneng, hening, sunyi, sepi, suwung, kolok.
Bila ada sahabat yang berjalan perlahan dalam diam dan hening di wilayah-wilayah persembahan, sekaligus menyatu rapi dalam tatanan kosmik bhur bvah svah, apa yang disebut wisatawan di awal tulisan ini dengan the hidden treasures of Bali (kekayaan spiritual yang tersembunyi), tidak lagi menjadi monopoli wisatawan. Ia juga menjadi kekayaan orang-orang yang lahir, tumbuh, besar, tua dan mati di Bali. Dan ketika menemukan Bali di dalam diri, air mata tanpa terasa menetes, karena sangat tersentuh oleh demikian indah dan agungnya alam Bali. Tanpa gerakan bibir ada yang berbisik di dalam sini: matur suksma! Yang dalam bahasa sederhana diterjemahkan menjadi menghaturkan jiwa. Bahkan jiwa ini pun ia persembahkan. Memodifikasi pendapat Mahatma Gandhi yang menyebut my life is my true message, orang jenis terakhir akan berbisik my life is my true offering. Hidup sayalah persembahan saya yang sesungguhnya.
Mungkin itu sebabnya, Kahlil Gibran dalam The Prophet menulis: “Your life is your true Temple”. Hidupmulah tempat ibadahmu yang sesungguhnya.
Siapa saja yang sudah sampai di sini, tersedia banyak sekali hal di Bali yang bisa “dibaca”. Di kepala pulau Bali, di mana manusia bisa melihat matahari terbit sekaligus matahari tenggelam, tetua memberi nama desa dengan Kubutambahan. Kubu itu rumah, tambah itu positif. Rumah untuk mereka yang berfikir positif. Di kaki pulau Bali, di mana manusia bisa melihat matahari terbit sekaligus puncak Gunung Agung, nama desa versi tetua adalah Sanur. Sa dalam bahasa Bali artinya satu. Nur itu cahaya. Cahaya yang satu. Ubud yang berarti ubad (obat untuk penyembuhan) terletak di Bali Tengah. Seperti sedang bercerita, bila mau tersembuhkan (tercerahkan) jangan lupa mengambil jalan tengah. Semua bentuk ekstrimitas dihindari.
Dengan teropong ini, tidak saja secara fisik Bali itu indah. Secara spiritual juga indah sekali. Kaki melangkah diterangi cahaya yang satu, kepala diisi dengan hal-hal positif. Sebagai hasilnya, hidup pun tersembuhkan (tercerahkan). Cirinya, selalu melangkah di jalan tengah. Dan puncak jalan tengah bernama Shunya, Embang, meneng, hening, sepi, sunyi. Bukan sembarang sunyi. Bukan sunyi yang tidak peduli. Melainkan sunyi yang diisi dengan menyayangi. Sebab sunyi baru sempurna bila diisi menyayangi. Menyayangi baru sempurna bila dilakukan dengan batin yang sunyi (baca: tanpa keakuan).
18 Februari 2010
Merenda Agama Tirtha
C. Hooykas pernah menyebut praktek beragama di Bali dengan sebutan agama Tirtha. Secara lebih khusus, karena hampir semua kegiatan upacara melibatkan dan berujung pada penyucian menggunakan air suci (tirtha). Setelah didalami salah satu karya C. Hooykas (Agama Tirtha, Five studies in Hindu-Balinese religion, NV Noord-Hollandsche Uitgevers Maatschappij Amsterdam 1964), ternyata tidak banyak mengulas asal muasal sekaligus basis pilosofis dari apa yang ia sebut agama Tirtha. Namun lebih pada mencatat, menafsirkan serta memberi pengertian tentang sebagian praktek beragama di Bali ketika itu. Dari penjelasan tentang Saraswati, Yama Raja, Padmasana, Siwa-Lingga sampai dengan Siva-Ratri.
Empat tiang penyangga
Berdiri di atas serangkaian hasil wawancara mendalam, studi kepustakaan yang mengagumkan, serta pengamatan tangan pertama di lapangan, praktisi sinematografi Mark Knobil melalui National Geographic pernah bertutur tentang Bali dengan judul yang menawan: Bali, Masterpiece of Gods. Ada dua hal yang menonjol dalam kesimpulan Knobil tentang Bali. Pertama, kehidupan keseharian orang Bali adalah hasil percampuran antara agama dan seni. Dan percampuran ini ditujukan untuk sebuah nama Bali yang dalam bahasa Pali berarti persembahan. Kedua yang bisa menjadi bahan merenda agama Tirtha ke depan, praktek keagamaan di Bali berdiri di atas empat tiang penyangga : kecintaan akan alam, rasa hormat pada leluhur, Hindu dan Buddha.
Kesimpulan pertama mengingatkan kita pada ”silsilah spiritual” orang Bali, di mana semua hal dalam kehidupan merupakan perpaduan antara agama dan seni. Hasil perpaduan ini kemudian dipersembahkan. Sebagai hasilnya, lihatlah tertata rapinya alam spiritual sekaligus alam material Bali beratus-ratus tahun. Mirip dengan kehidupan orang Indian di Amerika (sebagaimana disimpulkan antropolog Carlos Castaneda dalam The Power of Silence), dalam kehidupan orang Bali hampir setiap tempat adalah tempat suci. Lebih-lebih bagi tetua Bali yang dulunya hampir semuanya bertani. Pekerjaan petani ketika itu tidak ubahnya dengan pemuja Ibu pertiwi. Ketika ia membersihkan tanah dari kotoran maupun rerumputan, mencangkul, membajak sawah, memupuk, semuanya hanyalah rangkaian pemujaan pada alam dan Ibu pertiwi. Bisa dimaklumi kalau konsep Tri Hita Kharana memperoleh banyak pendukung di Bali. Lebih-lebih jika ditambah dengan hari raya tertentu yang mengucapkan terimakasih pada alam semesta (tumpek kandang misalnya). Sehingga dalam totalitas, soal kecintaan akan alam, sejarah Bali menyimpan catatan panjang sekaligus mengagumkan.
Rasa hormat pada leluhur, ini juga sulit dibantah pada kehidupan orang Bali dalam kurun waktu yang lama dan panjang. Hadirnya Pura Merajan yang jumlahnya tidak terhitung, habisnya tidak sedikit waktu orang Bali untuk memperjelas soroh. Upacara Ngaben dan upacara-upacara lain sebagai penghormatan terakhir pada leluhur. Belum lagi ditambah dengan diperlakukannya orang-orang tua di Bali secara lebih terhormat dibandingkan dengan tempat-tempat lain di dunia (perhatikan jumlah panti jompo di Bali dan bandingkan dengan jumlah panti yang sama di Barat misalnya). Sehingga leluhur, dalam perspektif ini, menjadi sebuah tiang penyangga keharmonian masyarakat Bali dalam waktu yang lama dan panjang.
Berkaitan dengan Hindu, Bali juga demikian kayanya akan bukti. Dari tempat ibadah yang banyak menyebut Dewa Hindu seperti Ciwa, Wisnu dan Brahma. Sebutlah pura termegah yang bernama Besakih, demikian juga Pura-Pura desa, semuanya mewakili ketiga nama Dewa dalam tradisi Hindu. Ciwa memang sebuah sebutan yang paling banyak disebut (lengkap dengan nama-nama lainnya), namun setelah peninggalan Guru Besar Mpu Kuturan di abad ke sebelas, Bali seperti demikian ajegnya di bawah naungan tiga nama besar : Ciwa, Wisnu dan Brahma. Di hampir semua pura desa, ketiganya memiliki tempat masing-masing yang amat dihormati: Pura Dalem, Pura Puseh dan Pura Bale Agung.
Unsur Buddha kendati oleh sebagian kecil orang Bali mau diingkari, juga masih tersisa sampai sekarang. Bila berbicara pemetaan Pura di Bali, tidak mungkin untuk tidak menyebut Pura Besakih dan Pura Ulun Danu Batur. Dan di kedua tempat suci ini, sampai sekarang masih tersisa tempat persembahyangan untuk umat Buddha. Di Pura Besakih bernama Pura Ratu Gede Ngurah Subandar, di Pura Ulun Danu Batur diberi nama Pura Konco. Bukti lain, tujuan olah spiritual ala tetua Bali disebut Moksha. Ini mirip sekali dengan Pratimoksha (arahat) yang menjadi tujuan pencapaian para sahabat di Hinayana. Almarhum Bapak IGB Sugriwa pernah menterjemahkan salah satu kitab suci yang pernah ada di Bali yakni Sang Hyang Kamahayanikan. Setelah dipelajari buku ini, ternyata acuannya adalah sad paramita (enam kesempurnaan) yang menjadi kerangka melangkah para sahabat di Mahayana.
Penentuan lokasi Pura ala tetua Bali dengan konsep Nyegara-Gunung, Lingga-Yoni (lihat tulisan ’Purnama di tanah Tantra’), mirip sekali dengan jalan-jalan Tantrayana. Di Pura Pegulingan (Tampaksiring) masih tersisa sampai sekarang sebuah stupa besar yang sama besarnya dengan stupa di puncak Borobudur. Dan tetua menanam ye-te mantra di sana. Sebuah mantra yang sangat menggetarkan bagi mereka yang mendalami ilmu pembebasan.
Merenda agama Tirtha
Sebagaimana bangunan yang sebenarnnya yang memiliki empat tiang penyangga, kekokohannya tentu ditentukan bukan oleh salah satunya namun oleh keempat-empatnya. Preferensi berlebihan pada salah satu tiang, apa lagi disertai oleh upaya sengaja melupakan tiang-tiang yang lain, sangat mungkin menghadirkan guncangan-guncangan.
Bali dulu yang ratusan tahun bertumpu pada empat tiang ini (kecintaan akan alam, hormat pada leluhur, Hindu dan Buddha) memang oleh beberapa tokoh disebut dengan sebutan tradisional. Namun ia membawa kedamaian, ketenteraman, keajegan yang mengundang decak kagum masyarakat dunia. Demikian kagumnya, sampai-sampai disebut Pulau Dewata, Pulau Surga, surga terakhir.
Bali sekarang memang diberi sebutan modern. Pendapatan per kapita meningkat, pariwisata lebih maju dari dulu, bangunan-bangunan modern juga menjulang di sana-sini, rata-rata pendidikan masyarakat juga meningkat. Dan di zaman ini juga terjadi bom meledak. Sehingga para pemimpin Bali menganggap perlu mengibarkan bendera Ajeg Bali tinggi-tinggi.
Tidak semua yang terjadi dulu itu positif, tidak semua yang terjadi sekarang ini negatif. Namun, manusia yang melupakan sejarah serupa dengan rumput liar yang mudah sekali dicabut dan diterbangkan angin. Dan sekarang menjadi pilihan kita semua orang-orang Bali, untuk merenung. Akankah kita menjadi rumput liar, atau menjadi sekokoh pohon beringin yang hadir di banyak sekali tempat sakral di Bali?
Bila mau jadi pohon beringin, tiang-tiang penyangga mana diantara empat tiang ini yang kurang kita perhatikan? Ada sahabat yang menyebut alam yang sakral ini telah dinodai. Ada yang menyebut kalau segi Buddha dari masyarakat Bali sudah hilang. Ada juga yang menyebut Hindunya keliru. Ada juga yang menganggap kita lupa leluhur. Entahlah, perdebatan kadang perlu kadang juga tidak perlu. Logika dan bahasa kerap membantu, kerap membelenggu. Yang jelas, melalui praktek keseharian kita masing-masing, kita sedang merenda agama Tirtha. Akankah hasil rendaan kita akan membuat Bali semakin kokoh, atau malah semakin berguncang, tergantung bagaimana kita memandang agama. Bila agama diletakkan sebagai kendaraan untuk memuaskan ego (praktek saya benar, praktek orang salah), maka sampai kapan pun agama akan menjadi sumber perpecahan.
Tirtha dalam keseharian
Bila kita sepakat bahwa agama warisan tetua Bali adalah agama Tirtha yang meletakkan air suci sebagai unsur utama, mungkin layak merenungkan dalam-dalam sifat air.
Pertama, air itu lentur sehingga bisa melewati semua halangan. Ini memberi inspirasi, bila Bali mau melewati banyak penghalang, kembalilah ke kelenturan. Perhatikan lagu anak-anak di desa tua Bali yang berbunyi ”Dabdabang dewa dabdabang, mumpung dewa kari alit”. Nak, dalam hidup jangan lupa tenang, sabar, lentur. Lebih awal engkau mempelajarinya lebih baik, begitulah kira-kira pesan tetua dalam hal ini.
Kedua, air senantiasa mengalir ke tempat yang rendah. Ia memberi pelajaran tentang kerendahatian. Bukan kebetulan bila anak-anak di desa tua Bali ketika pertama kali belajar bernyanyi diajarkan lagu eda ngaden awak bisa yang mengajarkan kerendahatian.
Ketiga, secara kimiawi air dibentuk oleh unsur-unsur api. Hidrogen itu api, oksigen adalah yang memungkinkan api terjadi. Namun kendati unsurnya api, begitu diolah rapi ia menjadi lembut, sejuk dan halus. Ini memberi pelajaran, kehidupan Bali boleh penuh api (bom teroris, gantung diri dll), namun belajarlah mengolahnya agar jadi lembut, sejuk dan halus. Dan puncak kelembutan dan kehalusan ketemu ketika mengerti dalam-dalam hakekat nyepi dan shanti.
Carlos Castaneda seperti bisa mewakili kearifan tua orang-orang Bali. Dalam The Power of Silence ia menulis : Silent knowledge is something that all of us have. Something that has complete mastery. But it cannot think, it cannot speak of what it knows. Ini mirip sekali dengan orang-orang Bali dulu yang amat pendiam, murah senyuman, kaya persahabatan. Semuanya diungkapkan dengan satu bahasa : diam. Bukan sembarang diam, namun diam yang kaya rasa sekaligus kaya makna. Demikian kayanya hingga tidak ada bahasa manusia yang bisa mewakilinya. Dalam bahasa agama Tirtha, ini disebut manasa Tirtha. Air suci yang dipercikkan di kedalaman batin. Lidah mana pun akan kurang panjang untuk bisa menjelaskan manasa Tirtha.
8 Februari 2010
Tata Ruang Bali Shanti
Setiap orang Bali yang sembahyang ke Pura tahu, setelah selesai sembahyang kemudian diperciki tirta (air suci), tatkala siap-siap meninggalkan tempat sembahyang semua mengucapkan kata shanti (damai) tiga kali. Sebuah pertanda sederhana, berkah spiritual yang kita bawa dari Pura ke kehidupan keseharian adalah batin yang damai.
Sekaligus memberikan cahaya bimbingan, ketika manusia Bali mau memutuskan hal-hal yang penting (apa lagi yang sangat penting seperti rencana tata ruang pulau Bali ke depan), seyogyanya dibimbing oleh batin yang damai. Adu argumentasi memang tidak bertentangan dengan batin yang shanti, sejauh dilakukan untuk saling menginspirasi, bukan untuk saling menyakiti.Tata ruang spiritual
Keharmonisan antara alam material dan alam spiritual adalah sebuah warisan tetua Bali yang berkontribusi tinggi terhadap Bali seperti yang kita warisi. Menyadari ini, sebelum melangkah mendalam di tataran ruang-ruang material, mungkin bijaksana bila kita mendalami ruang-ruang spiritual orang Bali. Boleh saja orang lain di tempat lain menggunakan pendekatan lain, namun warisan spiritual tetua Bali mengajarkan barometer utama dalam melihat tata ruang spiritual adalah Parama Shanti. Seberapa damai kita dalam keseharian.
Bagi orang Bali yang mata spiritualnya terbuka, dekat batinnya dengan warisan tetua Bali, susah untuk tidak tersentuh atau menitikkan air mata ketika mengetahui bom teroris meledak dua kali, angka bunuh diri terus semakin tinggi, angka perceraian semakin meninggi dari hari ke hari. Dan tentu masih bisa ditambah lagi dengan yang lain.
Bila menggunakan cara memandang lain, mungkin wajah spiritual Bali juga lain, namun dalam teropong Parama Shanti, mungkin layak dikemukakan sejumlah pertanyaan. Dibandingkan dengan tetua yang lebih miskin materi dulu, adakah kita hidup lebih shanti? Dibandingkan dengan tetua yang sebagian buta huruf namun rukun, adakah limpahan sarjana membuat kita lebih shanti?
Dalam pandangan spiritual, di tempat atau putaran waktu di mana keserakahan, kemarahan, iri hati, kebencian menjadi kekuatan yang mengalahkan segalanya, di sana Parama Shanti menjadi barang langka. Lebih dari itu, dalam kekeruhan keserakahan dan kebencian, setiap langkah semakin mendekatkan manusia pada musibah.
Bercermin dari sinilah, mungkin pembahasan tentang tata ruang akan lebih bersih sekaligus jernih bila dilakukan secara pelan perlahan sekaligus penuh persahabatan. Serupa dengan tirta yang lagi keruh karena berisi bunga, beras dll, hanya bila diletakkan dalam ketenangan beberapa waktu ia bisa kembali bersih sekaligus jernih. Dalam bimbingan kejernihan seperti ini, baru mungkin lahir solusi tata ruang jangka panjang yang menyejukkan.
Tata ruang material
Entah bagaimana tetua Bali di tempat lain mengajarkan generasi penerusnya. Di desa Tajun Bali Utara ada tetua yang mengajarkan konsep luan-teben (hulu-hilir). Dengan perkecualian Pura Bukit Sinunggal yang dulunya di hulu, kemudian karena perpindahan lokasi desa menjadi di hilir, di hulu (luan) desa diletakkan semua kesucian, di hilir (teben) ditempatkan hal-hal yang jauh dari kesucian. Namun, apa pun sebutan kepada ruang-ruang di hilir, ia senantiasa ditempatkan
dalam kerangka Bhur Bvah Svah (semuanya bagian dari Tubuh Tuhan yang sama). Kaki memang di bawah, kepala memang di atas. Namun tanpa kaki, kepala sangat terhambat kegiatannya. Kesucian memang menggetarkan, tetapi kekotoran yang membuatnya semakin bercahaya.
Kendati demikian, kepala dan kaki memiliki penutup (pelindung) yang berbeda. Kaki penutupnya sepatu. Kepala penutupnya destar. Meletakkan sepatu di kepala, atau destar di kaki akan mudah menjadi awal kekacauan kosmik (cosmic disorder).
Di desa Tajun dan desa-desa tetangga, ada yang melanggar ketentuan luan-teben ini. Sebagai contoh, kuburan yang seyogyanya terletak di teben, diletakkan di luan. Sebagai akibatnya, bertahun-tahun terjadi kekacauan kosmik yang menakutkan di tempat ini (pembunuhan, bunuh diri, gantung diri dan sejenisnya).
Menata kembali ruang kosmik, inilah yang layak diendapkan dalam-dalam ketika kita harus menata ulang tata ruang. Di wilayah hulu (bila kita sepakat menggunakan pegunungan di tengah pulau Bali sebagai acuan kaja), akan bagus sekali bila diputuskan radius di mana semua bentuk kegiatan pariwisata ditiadakan, hunian manusia dibatasi. Bila mana perlu pepohonan tua pun dilarang untuk ditebang.
Namun karena ini akan memberikan disinsentif merugikan kepada warga dan pemilik tanah yang hidup di sana, mungkin layak memberikan insentif agar tidak terjadi penolakan. Misalnya, memberikan mereka bibit-bibit secara gratis, harga pupuk yang lebih murah, sekaligus fasilitas memprioritaskan menampung hasil pertanian mereka di hotel-hotel di Bali.
Pantai sebagai wilayah hilir memang tidak selalu diletakkan sebagai teben terutama karena banyak Pura suci yang ada di sana. Ini juga serupa. Segera disepakati secara jernih wilayah jangkauan kesucian Pura sehingga tatanan kosmik terjaga baik. Pola insentif (sebagaimana wilayah pegunungan) juga layak dipertimbangkan.
Dan karena tanda-tanda kekacauan kosmik sudah terlihat jelas dan transparan, inilah saatnya diperlukan ketegasan sikap para pihak terkait, agar tata ruang dikembalikan ke posisi sebagaimana kita terima dari tetua Bali. Keadaannya serupa dengan Krishna yang harus turun bertempur menemani Arjuna. Dalam bagian yang amat kritis, Krishna bahkan memerintahkan Bima memukul kaki Duryodana. Diperlukan banyak keberanian dan ketegasan agar ruang-ruang kosmik bisa kembali ke posisi semula.
Kembali ke cerita parama shanti, bagi pekerja, damai berarti keadaan tersedianya pekerjaan. Di mata pertapa, damai adalah buah dari welas asih kita pada semua mahluk. Untuk penyembah (bakta), damai adalah keadaan batin yang sujud dan penuh bakti. Dan bagi elit yang lahir di waktu ketika kekacauan kosmik terjadi di mana-mana, shanti adalah keberanian untuk mengembalikan tatanan ke bentuk aslinya sebagai Bhur Bvah Svah. Yang di bawah kembalikan ke bawah, yang di tengah kembalikan ke tengah, yang di atas kembalikan ke atas. Inilah tata ruang Bali Shanti. Warisan terpenting yang bisa kita berikan kepada generasi berikutnya.
1 Februari 2010
Purnama Di Tanah Tantra
Purnama bukan saja malam terang di mana banyak orang bersembahyang. Tetapi juga membawa pesan simbolik, di mana semua kegelapan malam diterangi cahaya bulan dari langit. Bila boleh jujur, kehidupan berisi banyak kegelapan. Dari kebodohan, kebingungan, kemarahan sampai kebencian. Itu sebabnya, tujuan akhir perjalanan spiritual disebut enlightenment (pencerahan). Ada kata light (cahaya) di tengahnya. Ini serupa dengan warisan spiritual tetua Bali yang mengkaitkan banyak kegiatan spiritual dengan muncul dan lenyapnya cahaya.Agak berbeda dengan tempat lain umumnya di dunia di mana persembahyangan dilakukan hanya di malam terang, diarahkan untuk tujuan terang, di Bali kita diwarisi tetua bersembahyang baik di malam terang maupun malam gelap. Persembahan (suguhan) tidak saja ditujukan untuk yang atas, tetapi juga untuk yang di bawah. Bila salah menjelaskan, segelintir anak muda Bali akan mengira tetuanya mengajarkan memuja setan. Untuk itulah, mesti ada yang membahasakan warisan tetua dalam bahasa kekinian.
Pohon beracun
Ada berbagai cara menjelaskan perjalanan spiritual. Salah satu pendekatan yang mudah dicerna adalah dengan melihat kehidupan sebagai pohon beracun. Banyak sekali racun dalam kehidupan. Dari kemarahan, kebencian, kebingungan, bahkan judul suci dan tercerahkan pun bisa membuat keracunan. Terutama karena merasa diri suci atau tercerahkan, kemudian merasa paling benar, dan marah besar tatkala tidak diikuti.
Untuk itulah, langkah pertama adalah menjauh dari racun-racun kehidupan. Di Hindu disebut tapa brata yoga samadhi, di Buddha petapa menjaga dirinya dengan sila, vinaya, bodhichitta, samaya. Intinya satu, melatih diri keras-keras agar tidak dibawa pergi oleh arus kehidupan yang beracun.
Andaikan seseorang sudah melatih disiplin diri selama dua puluh tahun berturut-turut, itu masih sangat pendek dibandingkan lamanya manusia mengotori batinnya selama berjuta-juta kehidupan. Untuk itu, langkah menjauh dari pohon beracun ini menjadi langkah sulit dan lama.
Tidak perlu menunggu sempurna (karena manusia tidak pernah sempurna), begitu batin cukup bersih (tandanya berhenti dicengkram kebencian dan kemarahan, lapar berbuat baik), maka langkah kedua terbuka. Disarankan untuk kembali ke kehidupan sehari-hari namun dengan tugas mulia: menjaga jangan sampai terlalu banyak mahluk mati keracunan.
Mereka yang panggilan hidupnya jadi orang suci memimpin upacara. Yang jadi guru membimbing masyarakat dengan Dharma. Yang menjadi penulis menulis dengan kesejukan dan kelembutan. Bahkan menjadi orang tua pun termasuk menjalani tugas kedua ini. Esensinya satu, membimbing mahluk memasuki gerbang kebajikan.
Dalam tugas ini, tidak saja yang dibantu yang memperoleh manfaat, yang membantu malah mendapat manfaat lebih besar. Terutama karena tugas-tugas pelayanan membuat Dharma semakin menyatu dengan batin ini. Dalam bahasa Mahatma Gandhi: “Life spent in service is the most fruitful life”. Kehidupan yang diisi pelayanan, itulah kehidupan yang paling menggetarkan. Kabir lain lagi: “l glimsed into that light few seconds, it transformed me into a servant of life”. Cahaya itu muncul beberapa detik, ia merubah seorang penyembah menjadi pelayan.
Dengan modal Dharma yang sudah membadan inilah, baru seseorang boleh memasuki wilayah ketiga (Tantra): merubah racun menjadi obat kehidupan.
Bali dan Balian
Mungkin itu sebabnya sebagian orang Bali yang sudah memperoleh berkah spiritual kemudian menjadi balian (penyembuh). Tidak saja penyembuh fisik, namun juga jiwa. Jiwa tersembuhkan sepenuhnya bila ia sudah mengalami pencerahan (the ultimate healing). Dalam bahasa seorang guru zen: pencerahan adalah danau biru dan bukit menghijau. Sederhananya, semuanya sempurna apa adanya.
Bila semuanya sudah sempurna apa adanya, tidak lagi tertarik berdebat, apa lagi menyebut orang lain salah. Mungkin ini sebabnya tetua Bali memberi sebutan Tuhan dengan Sang Hyang Embang (Yang Maha Sunyi), merayakan tahun baru dengan hari Nyepi, menyebut puncak persembahyangan dengan Parama Shanti (the ultimate peace), memberi tanda di titik pusat Pura Besakih di antara Kiwa-tengen dengan Shunya (keheningan yang tidak perlu dijelaskan), melihat keseharian dengan rwa bhineda.
Ada berbagai jalur yang tersedia untuk memahami Tantra. 0sho dalam The book of secret, menggunakan Vigyam Bhairava Tantra. J.Krishnamurti menggunakan Freedom from the known. Bebas dari segala konsep. Ramana Maharshi berjumpa Tantra setelah diam puluhan tahun, menyebut ajarannya Dhaksina Murti: Shiva yang bisa dijumpai di kedalaman keheningan.
Dalam Anuttarayogatantra (kesempurnaan agung, Professor Daniel Cozort dari Universitas Virginia menyebutnya Highest Yoga Tantra), akar guru Tantra bernama Shamantabhadra. Ia disimbolkan dengan Pertapa telanjang yang memangku wanita telanjang. Bibirnya dalam posisi berciuman. Ini yang membuat segelintir sahabat di Barat tergelincir ke dalam kesimpulan berbahaya bahwa Tantra adalah seks bebas. Memang semua (termasuk seks) bisa ditransformasikan menjadi jalan spiritual dalam Tantra. Namun jangankan murid, guru pun jarang yang berani menggunakan seks sebagai jalan spiritual karena amat sangat berbahaya. Dalam sejumlah teks disebutkan, Shamantabhadra berarti memberikan ruang baik pada kesucian maupun ketidaksucian. Dalam teks lain, Shamantabhadra berarti semuanya baik.
Sementara kebanyakan orang mempertentangkan suci dan kotor, Tantra melampauinya. Perang, pertempuran, perkelahian semuanya berebut menyebut diri suci dan benar, serta melemparkan kekotoran, kesalahan pada pihak lain.
Mungkin itu maksud tetua Bali dengan warisan spiritual Lingga-Yoni dan Nyegara Gunung sebagai titik berangkat dalam menentukan posisi tempat suci, membuat sesajen, di mana spirit maskulin lebur dengan spirit feminim. Di Kintamani dan Uluwatu, keduanya malah menyatu ke dalam keindahan.
Di tingkat-tingkat awal belajar Tantra, murid diminta menyembah Dewa. Ini mirip sekali dengan praktek persembahyangan di Bali. Di tingkat berikutnya, bersahabat dengan Dewa. Selanjutnya rahasia. Makanya ada guru menyebut Bali sebagai pulau Tantra.
Guru-guru Tantra melihat dalam meditasi sarva dharma. Semuanya serba Dharma. Tatkala seluruh dualitas (suci-kotor, benar-salah, baik-buruk, sukses-gagal) adalah Dharma, lidah jadi kelu. Tidak ada lagi yang layak ditanyakan, apa lagi diperdebatkan. Bukankah ini yang dimaksud pencerahan adalah danau biru dan bukit menghijau?.
Seorang putera bertanya ke papanya, bila semua adalah Dharma, berarti korupsi, selingkuh juga Dharma? Dengan lembut papanya menjawab: “memandanglah seperti langit, bertindaklah seperti bumi”. Langit memayungi apa saja dan siapa saja tanpa keserakahan memilih. Tidak ada pengkotak-kotakan Dharma-Adharma bagi langit. Namun di bumi, bila menanam kelapa dapatnya kelapa, menanam ketela dapatnya ketela. Begitu juga ketika bertindak, ia yang mencuri akan diciduk polisi. Ia yang menyayangi akan disayangi.
Dalam pandangan ala langit, kaya baik miskin juga baik. Dengan kekayaan lebih banyak yang bisa dibantu. Melalui kemiskinan kehidupan sedang mengajarkan kerendahatian. Sehat baik, sakit juga baik. Kesehatan adalah kesempatan untuk banyak berdoa. Sakit adalah kesempatan membayar hutang-hutang karma.
Dalam bertindak ala bumi, semua ada hukumnya. Ia sesederhana menyentuh air basah, memegang api terbakar. Ia yang di dalamnya kebencian akan mengundang kebencian di mana-mana. Ia yang di dalamnya cinta akan berjumpa cinta di mana-mana.
Inilah purnama di tanah Tantra. Berjumpanya Ayah langit dengan Ibu pertiwi. Kebingungan dalam memandang diterangi oleh cahaya bulan dari langit. Kebingungan dalam bertindak dibimbing cinta Ibu pertiwi. Makanya ada yang menulis “realization is the total collapse of confusions”. Ketika jiwa sepenuhnya sembuh, seluruh bangunan kebingungan mengalami keruntuhan. Menyisakan sebuah kehidupan yang terang benderang yang berisi kasih sayang.
Perhatikan apa yang ditulis Ezra Bayda dalam At Home In The Muddy Water: “May we exist like a lotus. At home in the muddy water. Thus we bow to life as it is”. Guru-guru tercerahkan di luarnya juga mengalami naik-turun (sehat-sakit, dipuji-dicaci, disebut baik disebut munafik dll). Bedanya dengan orang kebanyakan, apa pun yang terjadi dalam kehidupan, manusia tercerahkan sama sekali tidak tersentuh. Persis seperti bunga Padma, di air tetapi tidak basah, di lumpur namun tidak kotor. Sebaliknya malah bertumbuh dan mekar di lumpur. Karena itulah bisa membungkuk hormat pada kehidupan apa adanya.
Di tingkatan ini, tentu bukan kebetulan kalau Guru Besar Mpu Kuturan di abad ke-11 pernah melihat Bali dengan mata spiritual kemudian menyebut Bali dengan Padma Bhuwana (alam semesta yang menyerupai bunga Padma), atau Ida Dhang Hyang Dwi Jendra di abad ke-16 yang memberi kita warisan Padma Sana (tempat duduk di atas bunga Padma).
7 Juli 2009
Parama Shanti (2)
Dalam banyak hal, Barat membawa tanda-tanda ke mana peradaban akan bergerak. Sejumlah hal yang terjadi di Barat (industrialisasi, demokrasi) kemudian mewabah ke seluruh dunia. Satu pertanda kuat yang terjadi setengah abad terakhir di Barat adalah betapa laparnya manusia akan kedamaian. Perhatikan buku-buku yang menggunakan kata damai sebagai judul, jumlahnya berlimpah. Sebagai contoh, Thich Nhat Hanh salah satu karyanya berjudul Peace Is A Step. Thomas Merton menggunakan Thought In Solitude sebagai judul. Karya terindah Eckhart Tolle berjudul Stillness Speaks. Semuanya bertutur tentang kedamaian dan keheningan menawan.
Bali juga kerap diidentikkan dengan kedamaian dan keheningan. Ini tidak saja hasil promosi pariwisata, namun juga terlihat dalam warisan spiritual para tetua. Perhatikan cara tetua mengakhiri pembicaraaan (khususnya pembicaraan resmi) selalu diakhiri dg 0m shanti, shanti, shanti. 0m adalah aksara sakral. Melambangkan banyak hal, namun dari yang banyak itu semuanya mewakili kesucian dan kedamaian. Shanti (damai) disebutkan bahkan tiga kali. Seperti sedang memberi inspirasi, setiap kali mengakhiri sebuah wacana (lisan, tulisan, doa), jangan lupa ditujukan untuk membuat hati menjadi damai dan hening.Semua ingin damai dan hening. Perhatikan nama-nama yang diberikan orang tua. Semuanya indah.Tidak pernah terdengar ada umat Hindu yang memberi nama anaknya Rahwana atau Duryodana. Tidak pernah terdengar ada umat Buddha bernama Devadatta (sepupu Siddharta Gautama yang berulang-ulang mau membunuh Buddha karena dengki). Ini berarti, di tingkat aspirasi semua manusia ingin damai. Di desa-desa tua Bali, masih tersisa nama-nama seperti Wayan Sabar, Nengah Tenang, Nyoman Terima, Ketut Polos. Seperti mau berpesan, bila ingin damai jangan lupa sabar. Kesabaran menjadi awal ketenangan. Kemudian ketenangan ini yang membuat manusia bisa menerima kehidupan tanpa keluhan. Ujung-ujungnya, hidup pun mengalir polos apa adanya.
Tumpek Landep
Dari sekian banyak hari suci di Bali, tumpek landep adalah salah satu pertanda. Dalam bahasa kebanyakan, ia adalah hari menyucikan barang-barang yang lancip seperti keris. Sebuah cara memandang yang layak dihormati. Dari sudut pandang lain, keadaan lancip serupa dengan puncak gunung. Ia bisa didaki baik dari kiri maupun kanan. Ini serupa cerita dua pendaki gunung yang mendaki dari arah timur dan barat. Dari puncak gunung, gurunya bertanya di pagi hari: matahari terbit dari arah mana? Pendaki dari timur menjawab di belakang, sedangkan pendaki dari barat menyebut dari depan. Dan riuhlah perdebatan diantara keduanya. Depan-belakang, belakang-depan, gurunya senyum-senyum sambil berdoa di puncak gunung. Begitu keduanya sampai di puncak, baru mengerti sekaligus malu pernah saling menyalahkan.
Bila boleh jujur, cerita kedua pendaki ini adalah cerita orang kebanyakan. Di Bali tidak ada yang berani menyebut diri berjalan di jalan-jalan kiri. Salah-salah rumah dibakar orang. Nyaris semua orang sibuk menyebut diri berjalan di kanan, lebih sibuk lagi menghakimi orang yang dibenci dengan sebutan kiri.
Dan sejarah bertutur jernih, tidak semua orang kiri masuk neraka. Walmiki di Hindu adalah sebuah cerita indah. Setelah menghabiskan banyak waktu merampok dan membunuh, di suatu waktu ia merampok rumah orang suci. 0rang suci ini kemudian minta Walmiki balik ke rumah bertanya apakah keluarganya mau menanggung dosanya. Dan ternyata, tidak ada anggota keluarga yang mau menanggungnya. Maka sujudlah Walmiki di kaki orang suci tadi, kemudian duduk meditasi hingga dosa-dosanya terobati. Setelah sekian lama, seluruh tubuhnya dikerubuti semut. Makanya salah satu arti Walmiki adalah rumah semut. Dari sinilah terbuka cakrawala baru hidup seorang Walmiki sehingga bisa menulis Ramayana.
Jetsun Milarepa di Tantra mengalami hal serupa. Setelah ayahnya meninggal, seluruh warisan diambil oleh paman dan tantenya. Ibunya dendam tidak ketulungan. Ketika anaknya dewasa, disuruh belajar santet sebagai persiapan pembalasan. Selesai belajar santet, Milarepa mengirim energi buruk ke rumah paman dan tantenya. Akibatnya pesta pernikahan meriah berubah menjadi rumah runtuh yang bersimbah darah. Puluhan orang meninggal.
Rasa bersalah yang mendalam membuat Milarepa bersumpah untuk membayar dosa-dosanya. Dan benar, di tangan gurunya Marpa, Milarepa dilatih sampai berdarah-darah selama bertahun-tahun. Ujung-ujungnya Milarepa mengalami realisasi spiritual tingkat tinggi. Berulang-ulang banyak orang melihat dia terbang ke langit. Ketika sudah tua ada pertemuan di puncak gunung, sehingga tidak mungkin ia mengikutinya. Namun kekuatan doanya bisa membuat puncak gunung merunduk di depan kaki Milarepa. Dan ketika wafat, dari semua penjuru bermunculan cahaya. Dalam garis guru-guru Tantra, Milarepa dicatat sebagai salah satu guru menentukan setelah Tilopa, Naropa dan Marpa.
Apa yang mau diceritakan di sini, tentu saja bukan anjuran belajar santet. Namun serangkaian inspirasi, tidak semua orang yang diberi judul buruk ternyata ujung hidupnya busuk. Dalam cerita Walmiki dan Milarepa, keburukan hanyalah pintu pembuka untuk bertobat. Kemudian menggunakan perasaan dosa berlebihan sebagai energi untuk berlatih sehingga mengalami realisasi tingkat tinggi. Sekaligus menjadi bahan renungan bagi orang yang suka menghakimi, untuk tidak mudah mengotori diri dengan cacian dan makian.
Dalam bahasa orang bijaksana, semuanya sedang bertumbuh. Walmiki dan Milarepa memulai di jalan kiri. Kendati dicaci, ujung-ujungnya mengalami realisasi tingkat tinggi. Kebanyakan orang suci memang mengambil jalan-jalan kanan: menghentikan perbuatan jahat, memperbanyak perbuatan baik, memurnikan pikiran. Mahatma Gandhi, Vivekananda di Hindu, HH Dalai Lama, Thich Nhat Hanh di Buddha, Jalalludin Rumi, Kabir Sahib di Islam, Thomas Merton, Santo Fransiscus di Krisitianitas hanyalah sebagian contoh orang suci yang berjalan di kanan. Namun menghakimi orang kiri dengan cacian berlebihan, bukanlah ciri-ciri orang kanan yang sudah berjumpa kebijaksanaan.
Di desa Tajun Bali Utara diwariskan, setiap anak laki-laki tertua dipanggil kolok (bisu). Perhatikan kata kolok baik-baiki, dari kanan ke kiri terbaca kolok, dari kiri ke kanan terbaca kolok. Seperti mau berpesan, kiri maupun kanan akan sampai di tempat yang sama. Mungkin itu sebabnya, di akhir hidupnya Ida Danghyang Dwijendra menulis karya indah berjudul Dharma Shunya. Tidak hanya dalam keriuhan kata-kata ada Dharma. Di kedalaman keheningan juga ada Dharma.
Panca sembah: dari kosong ke kosong
Setiap orang Bali yang rajin sembahyang di pura tahu, kita diajari tetua untuk melakukan panca sembah (menyembah lima kali). Uniknya, diawali dengan tangan kosong (sembah puyung) diakhiri dengan tangan kosong. Namun kekosongan sempurna adalah sesuatu yang nyaris tidak mungkin dijelaskan dengan kata-kata. Dalam pesan seorang sahabat, constructing emptiness is a mistake. Mencoba menerangkan kekosongan adalah sebuah kekeliruan. Namun seberapa keliru pun, karena kata-kata adalah medium komunikasi untuk orang kebanyakan, banyak guru terpaksa melakukannya. Terutama karena ajaran harus berputar.
Ada cerita tentang orang tua bijaksana di pinggir hutan. Kesehariannya hanya diam, senyum dan berdoa, sehingga orang desa menghormati dan mencintainya. Suatu waktu ada gadis desa yang hamil tanpa suami. Di tengah amarah mencekam, gadis ini ditanya siapa yang menghamili. Dengan ketakutan wanita ini menunjuk orang tua di pinggir hutan. Kontan saja orang murka dan membawa gadis hamil ini ke pinggir hutan. Setelah semuanya memaki, mencaci, menyebut munafik, kemudian diserahkan gadis tadi untuk diajak tinggal bersama. 0rang tua ini hanya berucap pendek: “baiklah!”.
Sekian tahun kemudian, setelah anaknya lahir, Ibu muda ini dihinggapi rasa bersalah mendalam. Ia datangi orang tuanya sambil menangis: “Bukan orang tua di pinggir hutan yang menghamili saya. Disamping itu, saya amat tersentuh oleh kebaikannya bertahun-tahun. Satu kali pun saya tidak pernah diganggu selama tinggal bersama”.
Mendengar pengakuan polos ini, lagi-lagi orang desa mendatangi orang tua di pinggir hutan sambil meminta maaf. Kali ini pun jawaban orang tua bijaksana ini tetap sama: “baiklah!”. Inilah kekosongan yang sesungguhnya!. Keadaan batin yang bersih, jernih sempurna. Sehingga tidak ada satu pun cacian dan makian yang membuatnya bergoyang.
Di jalan Advaita Vedanta ini disebut Nirvikalpa Samadhi. Advaita sederhananya berarti keadaan tanpa dualitas (baik-buruk, suci-kotor). Dan Nirvikalpa Samadhi dalam bahasa meditasi disimplifikasikan ke dalam posisi ke empat. Kanan bukan, kiri bukan, tengah bukan, itulah Nirvikalpa Samadhi.
Di jalan-jalan Tantra, ia disebut Rigpa (nothing positive to accept, nothing negative to reject). Tidak ada kesenangan yang membuat seseorang melekat, kemudian sengsara ketika kehilangan. Tidak ada kesedihan yang membuat ia menderita. Sebuah keadaan batin yang lepas bebas.
Parama shanti sehari-hari
Di salah satu cuplikan kehidupan Sang Rama kecil, Sugriwa kecil mengeluh karena tidak pernah menang berkelahi melawan Subali kecil. Kasihan melihat kawan kecilnya, ketika Sugriwa dan Subali berkelahi, dari balik pohon kaki Subali dipanah Sang Rama hingga terluka. Dan sekian waktu kemudian ketika Sang Rama reinkarnasi menjadi Shri Krishna, beliau istirahat tidur di tengah hutan.
Salah satu ciri orang suci ketika itu, telapak kakinya berisi gambar bunga padma berwarna emas yang bersinar. Dari kejauhan, bunga padma bercahaya di kaki Shri Krishna ini dikira mata rusa oleh pemburu. Tanpa ragu-ragu, dibidikkan panah mengenai kaki Shri Krishna sehingga terluka. Kontan saja pemanahnya sujud minta maaf, namun pemilik kaki hanya senyum-senyum melihat karma berputar.
Inilah ciri guru dengan realisasi spiritual tingkat tinggi. Tidak ada kelebihan yang memunculkan kesombongan, tidak ada kesialan yang memicu kemarahan. Sekaligus memberi rahasia indah tentang karma: mengalirlah bersama karma, karena di sana tersembunyi rahasia keindahan kehidupan. Tetua Bali membukakan pintu melalui Rwa Binedha. Dua hal yang berbeda sekaligus sama. Kebahagiaan-kesedihan, surga-neraka keduanya berbeda sekaligus sama. Bagi orang biasa, keduanya terlihat berbeda (kebahagiaan dikejar kesedihan dicampakkan, surga dipuja neraka dicerca). Itu sebabnya orang biasa hidupnya berguncang. Dan bagi para Yogi, kebahagiaan jadi mendalam karena ada kesedihan, surga menyala karena ada kegelapan neraka. Jadi tidak ada kebahagiaan yang perlu dikejar, tidak ada kesedihan yang perlu dicampakkan. Tidak ada surga yang butuh dipuja, tidak ada neraka yang perlu dicerca. Itu sebabnya para Yogi mengalami batin yang tenang seimbang. Makanya salah satu buah meditasi bernama boundless capacity to suffer (kemampuan untuk menderita secara tidak terbatas). Semuanya disambut dengan diam, senyuman serta doa semoga semua berbahagia. Dalam bahasa tetua Bali, ia disebut Embang (Maha Sunyi). Ini bisa terjadi ketika seseorang sudah mengalir sempurna bersama karma. Sekaligus memberi inspirasi, inilah Parama Shanti.
14 Mei 2009
Parama Shanti
Setiap tempat memiliki keunikan spiritual. Keunikan spiritual Peru diceritakan secara amat menarik oleh James Redfield dalam The Celestine Prophecy. Keindahan spiritual Tibet dituturkan secara menawan oleh Sogyal Rinpoche dalam The Tibetan Book of Living and Dying. Keunikan spiritual Jepang ditulis rapi oleh Inazo Nitobe dalam Bushido, The Soul of Japan. Dan keindahan India ditulis banyak sekali orang, salah satunya oleh 0sho dalam India My Love.
Bali juga sudah ditulis oleh banyak pihak. Mudah-mudahan nanti ada yang menulis keindahan spiritual Bali dengan menggunakan Parama Shanti (ultimate peace atau damai yang maha utama) sebagai acuan. Sebuah kegiatan yang dilakukan oleh nyaris semua orang Bali ketika mengakhiri persembahyangan di Pura.
Dari segi urutan persembahyangan, Parama Shanti diletakkan di ujung persembahyangan, persis ketika umat siap-siap meninggalkan tempat sembahyang. Ada dua kemungkinan pesan yang tersisa di sini. Pertama, ia adalah puncak persembayangan itu sendiri. Kedua, berkah spiritual yang dibawa umat sehabis sembahyang dari Pura ke dunia keseharian adalah keadaan batin yang damai (shanti).
Bhur Bwah Swah
Berbagai macam cara yang tersedia bagi manusia untuk mengecek kevalidan sebuah kesimpulan. Ilmuwan melakukannya dengan menggabungkan logika (rationalism) dengan fakta sejarah (empirism). Pencinta buku suci mencocokkannya dengan ayat ayat asli buku suci. Dan semua cara tentu layak dihormati. Namun bagi pencinta kepekaan, ketulusan dan keiklasan, ia akan membuka telinga dan mata batinnya lebar-lebar, untuk mendengar suara guru di dalam diri.
Siapa yang rajin sembahyang di Bali khususnya, di tempat ibadah Hindu umumnya akan mendengar, sebuah mantra yang paling banyak dilafalkan adalah yang mengurai kata Bhur Bwah Swah. Alam bawah, alam tengah, alam atas sebagai satu kesatuan. Di banyak Padma Sana bahkan digambarkan, bagian bawah berwajah seram menakutkan, bagian tengah mulai berwajah tanpa ketakutan, bagian atas diukir penuh dengan keindahan.
Bila boleh jujur, ini cerita Parama Shanti. Dengan tetap menghormati pihak lain yang berpendapat berbeda, lebih dari sembilan puluh persen perdebatan di dunia spiritual mempertentangkan Tuhan dengan setan. Tuhan-nya dihormati, setannya dicaci. Sekali lagi cara memandang ini layak dihormati. Namun dalam Bhur Bwah Swah, pertentangan Tuhan dan setan berhenti. Terutama karena keduanya bukannya dipertentangkan, namun diakui sebagai bagian dari satu hal yang sama.
Seorang sahabat Pastur Katolik punya cerita menarik tentang Tuhan. Suatu hari seorang anak bernama Rio mengambil permen Mamanya tanpa pemberitahuan. Kontan saja Mamanya marah sambil bertanya uring-uringan: ‘Rio, kamu tidak melihat Tuhan ketika mencuri permen Mama?’. Dengan sejuk dan teduh Rio menjawab: ‘Lihat Ma!’. Mendengar jawaban seperti ini, Mamanya tambah marah sambil bertanya balik: ‘Tuhan bilang apa sama kamu?’. Lagi-lagi anak polos ini menjawab sejuk dan lembut: ‘Tuhan bilang boleh ambil dua!’. Mendengar jawaban seperti ini, Mama Rio semakin kalap: ‘Kamu tidak tahu Tuhan bisa murka gara-gara kamu mencuri!’.
Sebuah cerita inspiratif kalau Tuhan bisa terlihat dalam berbagai wajah. Tergantung pada kebersihan batin seseorang di dalam dirinya. Dalam batin yang bersih dan jernih seperti Rio, Tuhan berwajah pemurah. Dalam batin Mama Rio yang pemarah, Tuhan terlihat berwajah pemarah. Dan siapa saja yang memaknai dalam-dalam Bhur Bwah Swah akan memiliki batin yang shanti. Terutama karena tidak tertarik lagi mempertentangkan Tuhan dengan setan.
Nyegara Gunung
Searah dengan Bhur Bwah Swah, tetua Bali membangun tempat ibadah dengan konsep Nyegara Gunung. Di mana gunung atau bukit dipeluk oleh danau atau samudera, di sana para tetua membangun tempat sembahyang. Pura Luhur Uluwatu, Tanah Lot, Ponjok Batu, Ulun Danu Batur, Ulun Danu Beratan, Sila Yukti, Pulaki, hanyalah sebagian bukti dalam hal ini. Biasanya di tempat-tempat suci ini bisa dilihat matahari terbit atau tenggelam yang menyatu dengan keindahan.
Gunung atau bukit adalah simbolik maskulin. Samudera atau danau adalah lambing feminim. Ketika keduanya berpelukan mesra, ia tidak saja menjadi awal penciptaan, juga menjadi awal keindahan. Entah ada hubungannya atau tidak, sesajen orang Bali semuanya ditata indah. Ia yang hanya memandang dengan mata biasa, akan melihat tumpukan buah, bunga, janur yang dirangkai indah agar manusia melihat wajah kehidupan yang indah. Ia yang memandang dengan mata batin, melihat ada banyak pesan keindahan yang disembunyikan di balik sesajen yang diukir indah.
Ini pun lagi-lagi bercerita tentang Parama Shanti. Dualitas seperti baik-buruk, benar salah dll (disimbulkan oleh konsep Nyegara Gunung) tersedia tidak untuk dipertentangkan. Melainkan untuk dipadukan rapi menjadi keindahan. Sehat itu indah, karena dengan badan sehat lebih banyak tugas kehidupan yang bisa dilaksanakan. Sakit juga indah, terutama karena sakit adalah kesempatan untuk membayar hutang-hutang karma. Kaya itu baik karena banyak hal positif yang bisa dilakukan dengan kekayaan. Miskin juga baik, secara lebih khusus karena kemiskinan adalah guru kerendahhatian.
Inilah Parama Shanti, keadaan batin yang melihat semuanya indah sekaligus baik. Seorang mahasiswa bertanya pada gurunya, kalau semuanya baik, apakah korupsi dan selingkuh juga baik? Dengan tersenyum lembut gurunya menjawab: “memandanglah seperti langit, bertindaklah seperti bumi”. Parama Shanti terjadi jika manusia memiliki wawasan setinggi langit, bersikap serendah hati bumi. Bila langit mengajarkan semuanya baik, bumi mengajarkan ada hukum yang bekerja di alam ini. Hukum ini sesederhana menyentuh air basah, menyentuh api terbakar. Ia yang menanam pisang dapatnya pisang, siapa yang menanam ketela dapatnya ketela. Bila berbuat baik, kebahagiaan buahnya, jika korupsi ujung-ujungnya kantor polisi. Berjumpanya langit dan bumi, seperti inilah Parama Shanti.
Parama Shanti sehari-hari
Penyembuhan ala Barat, dimulai dengan asumsi bahwa hidup adalah tidak komplit. Itulah sebabnya diperlukan terapi, operasi, pengobatan. Di mana banyak hal di dalam sini yang dibuang melalui operasi, banyak hal luar seperti obat yang dimasukkan ke dalam sini. Dan umat manusia sudah melihat apa yang terjadi di tahun 2009 ini. Pemanasan global, perang, bencana, terorisme, keruntuhan keuangan, bunuh diri, perceraian sampai dengan mantan presiden AS George W. Bush yang mengakhiri jabatannya dengan dilempar sepatu.
Kita semua berhutang banyak pada peradaban Barat lengkap dengan ilmu pengetahuan dan teknologinya. Tidak mungkin umat manusia bisa semaju sekarang tanpa iptek. Namun di tengah-tengah peradaban yang lagi bergoyang, mungkin ini saatnya orang Timur kembali ke akarnya di Timur.
Di Bali, ketika tantangan berat menghadang tetua memberi contoh untuk kembali ke Pura. Berbicara Pura tidak mungkin lepas dari Pura Besakih. Dan di Besakih diwariskan, titik pusat Pura Besakih adalah Pura Penataran Agung. Bagian teratas dari kawasan Pura Penataran Agung adalah Kiwa-Tengen. Di mana jelas sekali digambarkan di mana Kiwa (kekuatan kiri yang kerap diberi judul negatif seperti black magic) tidak diposisikan lebih rendah dari Tengen (kekuatan kanan yang kerap disebut positif). Keduanya diberi pelinggih amat serupa dengan tingkat ketinggian (luan-teben) yang sama. Serta di antara keduanya tidak berisi apa-apa.
Ada yang menyebut kekosongan di tengah kiwa-tengen ini sebagai Shunya (keheningan), ada juga yang menyebutnya sesarining Dharma (inti sari ajaran). Tetua Bali menyebutnya Hyang Embang (Yang Maha Sunyi).
Dalam terang cahaya Kiwa-Tengan, mungkin ini saatnya untuk mendidik diri bahwa kehidupan sudah komplit sejak awal hingga akhir. Semua ada tempatnya, semua ada putaran waktunya. Hanya keikhlasan yang menghantar manusia ke wajah kehidupan yang menawan.
Itu sebabnya semua agama mengajarkan umatnya untuk bersyukur. Dalam setiap kejadian ada sidik jari dan bimbingan-bimbingan Tuhan. Inilah Parama Shanti sehari-hari. Tidak ada kebetulan, hanya bimbingan-bimbingan. Tidak ada kesalahan, hanya makna yang belum dimengerti. Seorang guru pernah berpesan pada muridnya: ‘Be kind when you meet the power of darkness, they’re not bad. Simply understand that they’re uninformed’. Berbaik hatilah bila berjumpa kekuatan-kekuatan kegelapan. Mereka tidak jahat. Pada waktunya mereka akan menemukan cahaya terang pengertian.
Langganan:
Komentar (Atom)




